Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN
16-November-24, 16:38Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Video yang menampilkan seorang warga negara asing (WNA) mengatakan IKN singkatan dari Ibukota Koruptor Nepotisme viral di media sosial X (dulunya Twitter) dan Instagram.
Video WNA sebut IKN Ibukota Koruptor Nepotisme itu merupakan unggahan ulang dari akun TikTok @bule_ngoceh. Namun, pada Jumat (14/6/2024), video tersebut telah dihapus.
Melalui video terbarunya, pengunggah menyampaikan permintaan maaf atas videonya. Ia mengaku videonya soal IKN merupakan sebuah parodi hasil khayalannya.
Dalam video sebelumnya, ia menunjukkan sebuah lokasi yang diduga menjadi tempat pembangunan IKN. Dalam video, lokasi itu berupa tanah lapang di tengah perbukitan dengan peralatan pembangunan, seperti pipa dan besi.
"(Video) ini merupakan khayalan saya dan parodi," ujarnya, dilansir dari video @bule_ngoceh, Jumat.
Hingga Jumat (14/6/2024), video permintaan maaf itu sudah ditonton sebanyak 3.905 kali oleh warganet pengguna TikTok.
OIKN klaim video bukan di IKN
Juru Bicara Otorita Ibukota Nusantara (OIKN) Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik OIKN Troy Pantouw mengatakan bahwa lokasi yang disebut sebagai Ibukota Korupsi dan Nepotisme itu bukan di wilayah IKN yang berada di Kalimantan Timur.
"Dari informasi dan pengamatan yang kami peroleh, pengambilan gambarnya bukan di wilayah IKN," kata dia, saat dikonfirmasi salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini Jumat (14/6/2024).
Troy sendiri mengaku tidak mengetahui lokasi pengambilan gambar dalam video tersebut.
Namun, ia memastikan bahwa video tersebut tidak diambil di wilayah IKN.
"Yang jelas semua ciri-ciri yang diperlihatkan di video tersebut bukan di wilayah IKN," ucapnya.
Hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui apakah akan melaporkan pengunggah video hoaks itu ke jalur hukum atau tidak.
Sebelumnya, Troy telah mengingatkan bahwa pembangunan IKN berpotensi digunakan menjadi kabar hoaks oleh segelintir orang yang ingin mengambil keuntungan.
Kabar hoaks itu bisa berbentuk tulisan, lisan, foto, dan video yang berisi ujaran kebencian.
"Ujaran yang disampaikan oleh siapapun, tentu saja akan berkonsekuensi baik secara pribadi maupun efeknya kepada masyarakat sendiri." kata Troy.