Mensos Risma Jamin Bantuan 25,15 Ton Cukup untuk Warga Papua Tengah Selama 2 Minggu
16-November-24, 14:34Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memastikan stok pangan untuk warga terdampak kekeringan dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah cukup hingga dua minggu selama masa tanggap darurat.
Hal ini menyusul ditetapkannya perpanjangan masa tanggap darurat kelaparan di Papua Tengah dari yang sebelumnya hanya 1 minggu.
"Buffer stock kita sudah lebih dari 2 minggu. Kalau 2 minggu insya Allah bisa," kata Risma dalam konferensi pers di Gedung Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).
Kendati begitu, Risma tetap khawatir persediaan makanan tidak cukup jika masa tanggap darurat lebih dari dua minggu.
Apalagi, kata dia, musim dingin yang menyebabkan kekeringan diprediksi berlangsung hingga Agustus 2023.
"Makanya sekarang lagi kita bahas bagaimana nanti kalau misalkan itu Pak Bupati mengeluarkan tanggap darurat lagi, kalau memang ternyata masih musim dingin, mereka tanamannya tidak akan tumbuh," tutur Risma.
Risma mengungkapkan, Kementerian Sosial (Kemensos) akan membangun sejumlah lumbung pangan atau lumbung sosial di beberapa distrik, yaitu Distrik Agandugume, Sinak, dan Kuyawage di Papua Tengah.
Lumbung sosial dibangun untuk memudahkan warga setempat menjangkau bantuan bila terjadi bencana.
Rencananya, kata Risma, lumbung-lumbung sosial itu akan diisi umbi-umbian, meliputi talas, kentang, jagung, dan jenis lainnya yang biasa dikonsumsi masyarakat setempat.
Risma menyampaikan, umbi-umbian sebagai buffer stock itu akan ditanam terlebih dahulu saat musim dingin selesai.
Sementara itu, selama musim dingin, pemerintah akan menyuplai kebutuhan untuk Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.
Selain umbi-umbian, pihaknya akan memberikan babi untuk diternak dan dirawat.
Nantinya, jika musim dingin tiba dan krisis pangan kembali terjadi, babi-babi tersebut bisa disembelih dan dimakan bersama-sama.
"Kemarin kita diskusi (dengan pemuka agama) soal daging. Itu susah sekali, misalnya kita kirim daging yang ada bumbunya, mereka ngomong ini daging apa. Paling mudah kita akan ternakkan babi, kita gemukkan dengan dikoordinir gereja," ujar Risma.
Gagal panen dan kekeringan terjadi dipengaruhi musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrem.