Dunia Berduka: Paus Fransiskus Berpulang, Pemilu Australia Terdampak
Dunia Berduka: Paus Fransiskus Berpulang, Pemilu Australia Terdampak
Kabar duka menyelimuti dunia. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, dikabarkan meninggal dunia pada hari Senin, 21 April 2025, hanya sehari setelah tampil di hadapan publik dalam perayaan Paskah di Vatikan. Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia dan memicu berbagai reaksi dari para pemimpin dunia.
Wafatnya Paus Fransiskus tak hanya menjadi duka bagi umat Katolik, tetapi juga berdampak pada agenda politik di berbagai negara. Di Australia, kampanye pemilihan umum (Pemilu) yang sedang berlangsung ikut terpengaruh oleh berita duka ini. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengumumkan penangguhan sementara sejumlah acara kampanye sebagai bentuk penghormatan atas kepergian Paus Fransiskus. Langkah serupa juga diambil oleh pemimpin oposisi, Peter Dutton, yang menyatakan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan kampanye politik secara besar-besaran.
Dampak Wafatnya Paus Fransiskus pada Pemilu Australia
- Penangguhan Kampanye: Baik Perdana Menteri Albanese maupun pemimpin oposisi Dutton sepakat untuk menangguhkan sementara kegiatan kampanye mereka.
- Perwakilan Australia di Pemakaman: Gubernur Jenderal Sam Mostyn kemungkinan besar akan mewakili Australia dalam upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.
- Pengibaran Bendera Setengah Tiang: Sebagai tanda penghormatan, bendera Australia akan dikibarkan setengah tiang di seluruh gedung-gedung Persemakmuran di Australia.
Meski demikian, debat antara Albanese dan Dutton yang telah dijadwalkan sebelumnya di Sydney tetap akan dilaksanakan sesuai rencana. Hal ini mengingat pemungutan suara awal telah dibuka di seluruh Australia pada hari yang sama.
Peringatan China Terhadap Kesepakatan Dagang AS
Di tengah suasana duka dan persiapan pemilu, China menyampaikan peringatan keras kepada negara-negara lain terkait kesepakatan ekonomi dengan Amerika Serikat. Beijing menegaskan bahwa setiap upaya untuk membuat kesepakatan yang merugikan kepentingan China akan ditentang dengan tegas dan akan ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Kementerian Perdagangan China bahkan mengancam akan mengambil tindakan balasan yang tegas dan timbal balik terhadap pihak-pihak yang mencoba menekan China dalam bidang perdagangan. Mereka menuding pemerintahan Trump sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk menekan negara-negara yang berupaya mendapatkan pengurangan tarif atau pengecualian dari AS untuk membatasi perdagangan dengan China, termasuk melalui penerapan sanksi moneter.
Gugatan Universitas Harvard Terhadap Pemerintahan Trump
Di Amerika Serikat, Universitas Harvard melayangkan gugatan terhadap pemerintahan Presiden Donald Trump terkait pembekuan sementara pendanaan pemerintah senilai lebih dari $2 miliar untuk lembaga pendidikan tersebut. Harvard menuding pemerintah berupaya untuk mengendalikan pengambilan keputusan akademis di universitas tersebut melalui tindakan yang melanggar hukum dan melampaui kewenangan pemerintah.
Gugatan tersebut menargetkan sejumlah lembaga pemerintah AS, termasuk Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, Departemen Kehakiman, Departemen Energi, dan Administrasi Layanan Umum.
Simone Biles Raih Penghargaan Laureus
Di bidang olahraga, pesenam legendaris Simone Biles kembali mencetak prestasi gemilang dengan meraih penghargaan Laureus sebagai Atlet Putri Terbaik Tahun Ini. Penghargaan ini menjadi yang keempat bagi Biles, menyamai rekor yang sebelumnya dipegang oleh Serena Williams. Selain Biles, atlet lompat galah asal Swedia, Armand Duplantis, juga meraih penghargaan Laureus sebagai Atlet Putra Terbaik Tahun Ini.