Indonesia Juara ASEAN Cup U-19, Hipnotis Thailand di Stadion Gelora Bung Tomo
16-November-24, 10:10Kumpulan berita terkini mengutip laporan — Indonesia keluar sebagai kampiun ASEAN Cup atau Piala AFF U-19.
Piala AFF U-19 itu diraih setelah menang 1-0 atas Thailand, Senin (29/7/2024) malam, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Penyerang Jens Raven mempersembahkan gol kemenangan bagi tim Indonesia pada menit ke-18.
Jens Raven mencetak gol berkat tendangan penjuru yang dilancarkan oleh gelandang Muhammad Kafiatu.
Sepak pojok diterima bek Kadek Arel Priyatna dan diteruskan kepada Raven untuk menjadi gol.
Inilah gol keempat Raven di turnamen edisi ke-19.
Penyerang naturalisasi itu terpaut satu gol dengan top scorer Jake Najdovski (Australia).
Torehan empat gol Raven sama dengan Pavithran Gunalan (Malaysia).
Ini adalah trofi kedua bagi Indonesia setelah keberhasilan menjadi juara di edisi Indonesia 2013.
Sebelas tahun lalu, Indonesia menang adu penalti 7-6 atas Vietnam di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
Setelah gagal menembus partai puncak selama 11 tahun, Indonesia sukses meraih gelar kedua dengan pelatih yang sama, yakni Indra Sjafri.
Bedanya, partai puncak edisi ke-19 bertemu Thailand, tim tersukses turnamen dengan lima gelar juara, yakni edisi Kamboja-Thailand 2002, Vietnam 2009, Myanmar 2011, Laos 2015, dan Myanmar 2017.
Laga final dilaksanakan di Gelora Bung Tomo yang berkapasitas 45.000 kursi.
Indonesia menjadi juara dengan sempurna.
Di penyisihan Grup A, Indonesia menang 6-0 atas Filipina, 2-0 atas Kamboja, dan 6-2 atas Timor Leste.
Di semifinal, Indonesia menang 1-0 atas saudara serumpun Malaysia.
Di final, dengan gol pamungkas atas Thailand, sudah cukup untuk mendatangkan trofi kedua turnamen sepak bola muda Asia Tenggara dan Australia.
Thailand melaju ke final setelah kemenangan 2-1 atas Singapura, 6-0 atas Brunei Darussalam, dan 1-1 dengan Malaysia di penyisihan Grup C.
Lolos sebagai urutan kedua terbaik ke semifinal, gol bunuh diri Australia menguntungkan dan mengantar Thailand ke final.
Di laga pamungkas, ”Gajah Perang Muda” bertekuk lutut di hadapan ”Garuda Muda”.
Bagi Thailand, partai pamungkas edisi ke-19 turnamen sejak 2002 ini merupakan final kedelapan.
Thailand finalis edisi Vietnam 2010 dan 2016.
Dalam laga ini, ”Garuda Muda” Indonesia turun dengan formasi 3-5-2 kesukaan Indra Sjafri.
Kapten Dony Tri Pamungkas serta Muhammaf Alfharezzi Buffon menjadi bek sayap seperti saat mengalahkan Malaysia 1-0 di semifinal.
Perubahan hanya terjadi di sektor serang.
Raven tampil dengan Riski Afrisal dan Arlyansyah Abdulmanan sebagai pemain mula.
Di semifinal, Arlyansyah sebagai penyerang pengganti, sedangkan Arkhan Kaka sebagai pemain mula.
Thailand yang dilatih Emerson Pereira da Silva (Brasil) bermain dengan formasi 4-5-1.
Thailand memasang penyerang blasteran Caelan Ryan sebagai ujung tombak.
Sayap serang Thanawut Phochai menjadi pemain mula yang saat mengalahkan Australia di semifinal sebagai pemain pengganti.
Di babak pertama, Indonesia dan Thailand saling jual beli serangan.
Indonesia mengandalkan pergerakan Raven dan Riski dengan sokongan kreativitas serangan gelandang Welber Jardim dan Muhammad Kafiatur.
Thailand merespons dengan pergerakan oleh Ryan dan Thanawut ditunjang bek sayap Pikanet Laohawiwat.
Menit ke-12, Indonesia membuat tembakan tepat sasaran oleh Arlyansyah yang memanfaatkan umpan silang dekat Raven.
Namun, Kittipong tampil baik dengan memblok tendangan itu.
Semenit kemudian, Thailand memperoleh peluang emas setelah tembakan Thanawut membentur tiang kiri gawang Indonesia dan menjadi sepak pojok.
Namun, gawang tuan rumah masih aman meski ditekan dengan dua tembakan yang meleset.
Gol yang dinanti tiba di menit ke-18 oleh Raven dari situasi sepak pojok.
Tertinggal satu gol, Thailand lebih menekan. Pergerakan Ryan dan Thanawut kembali merepotkan pertahanan Indonesia.
Pada menit ke-31, Kafiatur terkena cedera sehingga terpaksa digantikan Toni Firmansyah.
Ini kerugian bagi Indonesia karena Kafiatur apik dan klinis dalam eksekusi bola mati.
Di menit ke-35, tendangan bebas bek Piyawat Petra membentur tiang kanan gawang Indonesia.
Keberuntungan masih menaungi tim asuhan Sjafri ini.
Thailand merespons dengan bermain keras. Bek Jhetsaphat Khuantanom dihukum kartu kuning di menit ke-38 karena melanggar Arlyansyah.
Pada menit ke-43, tembakan Thanawut digagalkan Ikram.
Indonesia membalas dengan pergerakan Welber Jardim yang kemudian dijatuhkan gelandang Siradanai Phosri di depan kotak penalti.
Pelanggaran itu membuat Siradanai dihukum kartu kuning.
Eksekusi tendangan bebas oleh Toni dimentahkan Kittipong yang membuat tiga penyelamatan di babak pertama.
Skor 1-0 bertahan sampai turun minum.
Permainan keras
Di babak kedua, Thailand merespons dengan permainan keras.
Beberapa menit laga berjalan, Welber Jardim cedera akibat pelanggaran keras gelandang Phongsakon Sangkasopha sehingga digantikan Figo Dennis Saputrananto.
Phongsakon dihukum kartu kuning.
Thailand lanjut menyerang dengan kreasi tembakan spekulasi gelandang pengganti Paripan Wongsa di menit ke-66.
Semenit kemudian, Sjafri merespons dengan membuat pergantian tiga pemain.
Riski yang cedera sehingga ditandu digantikan Mufi Iskandar.
Dony digantikan Maeshaal Oman, dan Raven digantikan Kaka.
Indonesia cenderung bertahan dan mengandalkan serangan balik.
Emerson merespons dengan menarik Thanawut yang tampak kelelahan dan memasukkan Jhirapong Pungviravong di menit ke-76.
Pergantian menggairahkan permainan Thailand yang dalam 2 menit kemudian mendapat tendangan bebas, lalu sepak pojok meskipun gagal berbuah gol.
Bek Muhammad Iqbal Gwijangge berkorban dengan menerima kartu kuning untuk menghentikan serangan Thailand di menit ke-83.
Di sisa waktu tambahan 5 menit, Indonesia mencoba tidak kehilangan bola demi menjaga kemenangan dan berhasil.
Trofi kedua pun jadi milik Indonesia.
Pelatih Indonesia Indra Sjafri mengatakan, juara Piala AFF U-19 menjadi modal untuk lolos kualifikasi Piala Asia U-20.
“Juara ini amat penting mengingat persiapan tim sekitar tujuh bulan tetapi ada misi lebih besar yakni lolos ke Piala Asia U-20,” ujar Sjafri.
Setelah turnamen ini, Sjafri segera disibukkan untuk kualifikasi Piala Asia U-20.
Ia akan kembali meneliti barisan pemain di luar tim yang memenangkan Piala AFF U-19 untuk menghasilkan tim U-20 yang lebih baik.
“Saya akan ambil dari 50 nama. Sampai sekarang ada 44 pemain dan masih ada enam slot lagi termasuk pemain keturunan yang sedang diurus,” ujar Sjafri.
Sementara pencetak gol Indonesia, Jens Raven mengatakan, dirinya amat emosional karena berhasil mencetak gol kemenangan bagi Garuda Muda.
“Itulah kenapa saya menangis karena akhirnya membantu tim menjadi juara di turnamen resmi pertama saya,” katanya.
Raven menambahkan, kebanggaan dan kecintaannya terhadap Indonesia menguat dan mengakar.
Ia merasa nyaman tergabung dan bermain untuk Indonesia.
Jika pun tim nasional meliriknya, Raven merasa masih perlu berkembang di kelompok usia U-19 dan U-20.
Pelatih Thailand Emerson Pereira da Silva dalam jumpa pers mengatakan, laga yang ketat dan timnya punya banyak peluang untuk melawan.
Namun, satu kesalahan kecil sehingga Raven dapat mencetak gol dan Thailand gagal memaksimalkan peluang.
”Tim muda ini masih perlu berkembang dan semoga dapat lebih baik lagi di turnamen berikutnya,” ujar juru taktik asal Brasil ini.
Ditanya tentang tekanan dari pendukung Indonesia yang berisik, Emerson mengatakan, amat bagus untuk pengalaman bagi timnya.
”Setelah ini, kami akan bermain di kualifikasi Piala Asia U-20, tekanan seperti itu bagus untuk mental tim,” katanya.
Australia peringkat ketiga
Sementara itu, beberapa jam sebelumnya, di perebutan posisi ketiga, Australia menang adu penalti 5-3 (1-1) atas Malaysia.
Kemenangan itu didapat setelah bek Muhammad Zachary gagal dalam eksekusi tendangan penalti.
Bola tembakan eksekutor ketiga Malaysia itu ditepis tangan kiri kiper Daniel Alexander Graskoski.
Eksekusi oleh penyerang Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional Safaraz, penyerang Pavithran Gunalan, dan gelandang Danish Hakimi sukses.
Lima algojo penalti Australia sempurna.
Mereka ialah penyerang Medin Memeti, kapten dan gelandang Oliver Samuel Randazzo, penyerang Tiago Quintal, gelandang Adam Bugarija, dan gelandang Zane Sam Helweh.
Posisi ketiga merupakan prestasi kedua ”Socceroos Muda” seperti edisi Vietnam 2012.
Saat itu, Australia merebut posisi ketiga dengan menang telak 4-0 atas tuan rumah.
Australia dan Thailand adalah tim tersukses dengan lima gelar juara.
Tim ”Negeri Kanguru” ini berjaya di Malaysia 2006, Thailand 2008, dan Vietnam 2010, 2016, dan 2019.
Australia juga finalis Vietnam 2009.
Bagi Malaysia, posisi keempat mengulang edisi Vietnam 2009 dan Laos 2015.
Malaysia adalah juara bertahan dengan menjadi kampiun Indonesia 2022 dan sebelumnya pada 2018.
Tim ”Harimau Malaya Muda” kalah di enam final, yakni edisi 2003, 2005, 2006, 2007, 2017, dan 2019.
Mereka berada di posisi ketiga saat edisi Myanmar 2011.
Adu penalti ditempuh setelah Australia asuhan Trevor Morgan imbang 1-1 dengan Malaysia asuhan Juan Torres Garrido.
Sesuai regulasi, laga perebutan posisi ketiga tidak ada babak perpanjangan waktu. (*)
Berita ini dioptimasi dari Sumber yang dilansir kumpulan berita terkini menyebutkan, silakan klik dan berlangganan.