BPS: Inflasi Februari 2023 Capai 5,47 Persen
16-November-24, 08:34Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi Februari 2023 sebesar 5,47 persen secara tahunan (year on year/yoy), naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,28 persen (yoy).
Sementara secara bulanan, inflasi Februari 2023 sebesar 0,16 persen (month to month/mtm), melandai jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,34 persen (mtm).
"Akan tetapi tingkat inflasi bulanan Februari 2023 ini lebih tinggi dibandingkan dengan Februari 2022 yang terjadi deflasi sebesar 0,02 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Ia mengatakan, laju inflasi di bulan kedua tahun ini dipengaruhi sejumlah faktor. Seperti mulai masuknya masa panen di minggu terakhir Februari 2023.
Lalu, terjadi curah hujan yang tinggi dan bencana banjir di sejumlah wilayah, turunnya harga bajan bakar avtur, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI), serta kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10 persen sejak awal tahun.
"Beberapa peristiwa yang terjadi hingga Februari 2023 itu menjadi catatan kami," kata dia.
Ia menjelaskan, realisasi laju inflasi Februari 2023 tersebut merupakan hasil pemantauan BPS di 90 kota IHK. Secara tahunan, hasil pantauan menjukkan seluruh kota tersebut mengalami inflasi.
Kota yang mengalami inflasi tertinggi yakni Kotabaru sebesar 7,88 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Waingapu sebesar 3,57 persen.
Komoditas penyumbang inflasi utama secara tahunan yakni bensin dengan andil 1,07 persen, beras 0,32 persen, bahan bakar rumah tangga 0,22 persen, rokok kretek filter 0,20 persen, dan tarif angkutan udara sebesar 0,17 persen.
Sementara itu, secara bulanan, dari 90 kota IHK yang dipantau BPS, tercatat sebanyak 63 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Kota yang mengalami inflasi tertinggi yakni Ternate sebesar 1,85 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Gunungsitoli sebesar -0,98 persen.
Adapun komoditas penyumbang inflasi utama secara bulanan yakni beras dengan andil 0,08 persen, rokok kretek filter 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, cabai merag 0,02 persen, dan rokok putih sebesar 0,01 persen.