Eduitanment, Pakta Integritas dan Kampus Bahagia Dalam Orientasi Maba Genz
16-November-24, 08:12Oleh:Surokim As.Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UTM
Seperti yang dilansir media nasional yang dikutip oleh kumpulan berita terkini, BANGKALAN- Pekan pengenalan kehidupan kampus untuk mahasiswa baru (maba) selalu saja bikin deg deg-an. Hal ini tidak terlepas dari adanya malapraktik dalam penyelenggaraan acara ini dari tahun ke tahun.
Orang tua wali masih dihantui perasaan khawatir, was was, dan deg degan terkait dengan ‘keselamatan’ anaknya mengikuti acara ini. Untuk itu semua pihak terkait perlu diingatkan, khususnya kepada penyelenggara agar berhati-hati dalam menyelenggarakan acara ini.
Program orientasi mahasiswa baru sejatinya bertujuan mulia dan baik. Kegiatan ini berusaha mengenalkan lingkungan dan kehidupan kampus, membekali maba, dan menunjukkan berbagai tantangan ke depan sehingga maba memiliki kemampuan adaptasi, awareness dan readiness yang baik.
Dengan demikian kegiatan ini harus positif dan bermanfaat serta linier dengan upaya membentuk karakter mahasiswa unggul. Segala bentuk kegiatan malapraktik harus ditindak tegas sehingga acara ini sesuai dengan regulasi yang telah digariskan.
Di era layanan prima dimana pendidikan yang dibiayai bersama memang selalu ada hak bersama bagi publik untuk ikut terlibat sehingga sudah seharusnya perti mengadopsi pakta integritas sesuai layanan yang diinginkan users. Citizen charter semacam perjanjian antara orang tua dan kampus urgent diadakan untuk mengikis berbagai kekhawatiran tersebut. Sekaligus memberi jaminan bahwa orientasi maba ini akan jauh dari kekerasan, perundungan, pelecehan, dan hal negatif yang lain.
Pakta Integritas
Kontrak layanan citizen charter merupakan salah satu bentuk manajemen pelayanan partisipatif. Kontrak ini mendorong warga (orang tua, pen) sebagai pemangku kepentingan, penyelenggara layanan, dan para pihak untuk bisa duduk bersama membangun kesepakatan tentang bagaimana sebaiknya pelayanan publik diselenggarakan. Dengan kontrak ini orang tua, mahasiswa baru, dan penyelenggara pendidikan tinggi akan memeroleh kesepakatan sejak awal mengenai bentuk layanan publik yang disepakati. Kesepakatan layanan ini akan menjadi pintu masuk bagi perbaikan tata kelola layanan pendidikan tinggi
Tidak adanya kontrak citizen charter akan membuat ruang untuk munculnya oknum melakukan tindak kekerasan verbal, nonverbal, serta perundungan menjadi terbuka lebar dan leluasa. Dalam beberapa konteks transformasi dan habituasi nilai kampus kerapkali bisa berubah menjadi paradogs. Pengenalan nilai tridharma perguruan tinggi dan kegiatan ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler kampus akan mudah berubah dan digeser menjadi ajang transformasi dominasi dan perundungan yang dilakukan para oknum.
Melalui program pengenalan kegiatan kampus, mahasiswa diharapkan bisa menjadi agen perubahan (agent of change), agen penggerak (agent of driven) dan agen pelopor (agent of creator) yang bisa menjadi pembangun peradaban unggul. Orientasi maba menjadi wahana yang penting agar maba memiliki growthmindset, memiliki pandangan maju, selalu bisa progress dan sukses. Kesuksesan akan ditentukan oleh kemampuan dalam menggabungkan hardskill dan softskill termasuk didalamnya pemahaman tentang integritas, ethic, dan moral.
Titik tekan pengenalan maba adalah maba mendapat kesan baik. Mahasiswa harus bisa merasa feel at home, enjoy sehingga bisa mengikuti serangkaian kegiatan dengan senang, bahagia. Pemberian materi materi dengan edutainment yang menginspirasi menjadi mahasiswa maju dan prestatif.
Edutainment Orientasi pengenalan kehidupan kampus memberi bekal kecakapan hidup (softskill) agar maba lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di kampus. Diharapkan mereka bisa beradaptasi dan melewati masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa dan dewasa. Sebagaimana digariskan dalam regulasi, orientasi maba membekali mahasiswa agar bisa memahami lingkungan baru dan mendorong mahasiswa menjadi pembelajar sejati yang terampil, lincah, dan ulet (powerfull agile learner).
Pengenalan kehidupan kampus seyogyanya dilakukan dengan cara elegan, humanis, menjunjung tinggi nilai nilai akademis dan peradaban kampus. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengubah paradigma dan mindset mereka dari pembelajar pasif menjadi pembelajar aktif yang mampu menyusun langkahnya secara mandiri.
Guna meminimalisasi malapraktik seperti tindak kekerasan, perundungan dan pelecehan maka orientasi maba harus diawasi dengan baik oleh penyelenggara sesuai regulasi. Penyelenggaraan acara ini harus patuh pada essensi kegiatan yakni menarik, menyenangkan, dan mendidik. Pengenalan maba dengan cara edutainment menjadi kunci untuk menuju kampus bahagia.