Banjir Jakarta Surut Total, BPBD Imbau Kewaspadaan Warga Tetap Tinggi
Banjir Jakarta Surut Total, BPBD Imbau Kewaspadaan Warga Tetap Tinggi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan seluruh wilayah Jakarta telah bebas dari genangan banjir menyusul hujan deras yang mengguyur Ibu Kota pada Selasa, 4 Maret 2025. Kondisi ini dilaporkan pada Jumat, 7 Maret 2025 pukul 11.00 WIB. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, memastikan tidak ada lagi genangan air yang tersisa di seluruh wilayah Jakarta. Saat ini, fokus BPBD tertuju pada upaya pembersihan pascabanjir, terutama di kawasan Cawang, Jakarta Timur yang terdampak cukup parah.
"Tim kami saat ini tengah melakukan kerja bakti di Kelurahan Cawang untuk membersihkan sisa-sisa banjir," ujar Yohan dalam keterangan resminya. Meskipun genangan air sudah surut, Yohan menekankan pentingnya kewaspadaan warga terhadap potensi banjir susulan. Antisipasi dini sangat penting mengingat prediksi cuaca yang masih menunjukkan potensi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan. Warga diimbau untuk tetap memantau informasi cuaca dan perkembangan situasi banjir dari sumber resmi.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD kembali mengingatkan masyarakat untuk segera menghubungi layanan darurat 112 apabila terjadi kondisi darurat terkait banjir. Layanan ini beroperasi 24 jam penuh dan dapat diakses secara gratis. Respon cepat dari masyarakat terhadap potensi ancaman akan sangat membantu upaya mitigasi bencana dan penyelamatan jiwa. Kerja sama antara warga dan instansi terkait sangat krusial dalam menghadapi berbagai potensi bencana alam.
Sebelumnya, banjir yang melanda Jakarta pada Selasa, 4 Maret 2025, telah merendam 105 Rukun Tetangga (RT) dan lima ruas jalan. Bencana hidrometeorologi ini dipicu oleh intensitas hujan yang sangat tinggi disertai luapan air dari beberapa sungai utama di Jakarta, seperti Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Ciliwung. Situasi diperparah oleh adanya kiriman air dari wilayah hulu sungai. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengambil langkah cepat dengan menginstruksikan pembukaan beberapa pintu air guna memperlancar aliran air dan meringankan beban di wilayah yang terdampak banjir.
Berikut beberapa pintu air yang dibuka untuk mengendalikan debit air:
- Ciliwung Lama: Satu pintu dibuka penuh dengan ketinggian 175 cm.
- Banjir Kanal Barat: Tiga pintu dibuka setinggi 800 cm.
- Kawasan Istiqlal: Dua pintu dioperasikan dengan pengawasan ketat.
- Sodetan Ciliwung ke Banjir Kanal Timur: Dua pintu dioperasikan sepenuhnya.
Pembukaan pintu-pintu air ini merupakan bagian dari strategi pengendalian banjir terpadu yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meskipun banjir telah surut, upaya pemulihan dan antisipasi tetap menjadi prioritas utama untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga Jakarta.