UI Mendorong Ekosistem Kewirausahaan dan Mempercepat Komersialisasi Hasil Riset dan Teknologi

Depok - Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) Universitas Indonesia (UI) mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi ke dalam proses industrialisasi, termasuk meningkatkan keberhasilan perusahaan rintisan (startup). DISTP UI kini makin berkembang dengan dukungan program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks Project (PRIME STeP).

PRIME STeP merupakan program strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendorong pengembangan inovasi, kemitraan strategis, peningkatan fasilitas riset, dan hingga penguatan kelembagaan STP di empat perguruan tinggi yakni, Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

“UI melalui DISTP mendorong hilirisasi dan komersialisasi hasil riset, setelah kita melakukan inkubasi bisnis atau  pengembagan inovasi dan produk. STP UI menjadi ekosistem bagi semua resources yang tersebar seluruh Fakultas UI,” kata Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI, saat ditemui di Gedung STP UI, Depok, Kamis (10/10/2024).

Program PRIME STeP dengan Nomor 4272-INO ini didukung dana Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) dari Asian Development Bank (ADB) sebesar 20,487 juta yen atau sekitar Rp2,167 triliun. Program ini dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun. Dukungan pendanaan ADB, akan membantu Indonesia mewujudkan cita-cita memiliki STP yang unggul. Sehingga dapat menghasilkan beragam inovasi dan teknologi berdaya saing global.

Gamal menjelaskan, hingga saat ini UI memiliki kurang lebih 800 hak paten, dimana 40 persennya di bidang engineering dan 40 persen di bidang kesehatan.

“Di antara yang 80 persen paten tersebut, ada 30-40 persen yang merupakan produk interdisiplin antara peneliti di bidang kesehatan dan engineering. Contohnya adalah  produk Ventilator, yang merupakan kerjasama antara peneliti di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik,” tutur pria kelahiran Jakarta, 10 Januari 1983.

Pria yang pernah menjabat Konsultan Master Plan Percepatan dan Pembangunan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia ini menambahkan, dalam bidang riset dan inovasi  UI memiliki keunggulan di bidang engineering (artificial intelligence, transportasi berbasis listrik dan tenaga surya, bangunan cepat maju dan cepat bangun).Dalam bidang kesehatan, UI membuat inovasi dalam sejumlah hal seperti alat kesehatan elektromedik, dan  terakhir dalam bidang obat dan fitofarmaka.

“Dalam bidang obat dan fitofarmaka, stem cell atau sel punca, vaksin, implan tulang, implan mata, dan implan gigi masuk dalam kategori terbesar saat ini. Untuk startup UI kategori riset dan inovasi terbesar saat ini yakni engineering, alat kesehatan, serta obat dan fitofarmaka,” ujarnya.

Caption: Inovasi produk pangan dan kosmetik dari startup  DISTP UI, Cocova dan Rolic. dok. Humas UI

Prestasi Startup Binaan DISTP UI

Belum lama ini dua startup inovatif Universitas Indonesia (UI) yakni Cocova dan Rolic, berhasil masuk dalam jajaran 15 besar Youth Sharia Sociopreneurship Competition (YSSC) 2024. Kompetisi syariah ini diikuti oleh ratusan peserta, dan diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersama Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga.

“Keberhasilan Cocova dan Rolic di YSSC bukan hanya pengakuan atas inovasi mereka, tetapi juga membuka peluang besar untuk menjalin kolaborasi dengan pelaku industri, investor, dan mentor dalam bidang ekonomi syariah. Prestasi ini memperkuat posisi UI sebagai universitas yang berkomitmen dalam mendorong inovasi dan kewirausahaan di sektor ekonomi halal," ujar Gamal.

Cocova unggul dengan inovasinya di sektor pangan halal. Sementara Rolic menonjol dengan produksi kosmetik halal berbasis circular economy. Cocova dikenal sebagai produsen es krim berbahan alami yang menyehatkan, dengan kandungan bioaktif seperti high-density lipoprotein (HDL) dan guaijaverin, yang berfungsi mencegah diabetes dan kolesterol tinggi.

Sementara itu, Rolic menghadirkan essential oil yang diproduksi dari bahan-bahan pertanian reject, seperti jahe, nilam, pala, dan sereh wangi, serta limbah pertanian, seperti daun cengkeh, ampas kopi, dan kulit jeruk.

Startup binaan DISTP berhasil menorehkan prestasi hingga tingkat global dengan berbagai inovasinya. dok.foto iNews Media Group/ (dok.foto iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan).

Gamal menambahkan, Anjungan Telehealth Mandiri (ATM) Sehat dan Integrated Farming, startup binaan DISTP UI telah dinyatakan lolos pada program National University of Singapore (NUS) Graduate Research Innovation Programme (GRIP) di Singapura. Keduanya lolos setelah melalui seleksi sangat ketat dari  NUS Enterprise. NUS GRIP adalah Program Akselerasi yang membantu startup dalam mengembangkan inovasinya agar dapat berkolaborasi dengan ekosistem venture capital dan mentor internasional.

ATM Sehat merupakan inovasi untuk melakukan deteksi dini dan mencegah komplikasi masalah kesehatan, sedangkan Integrated Farming adalah startup yang memiliki fokus pada circular economy peternakan ayam dengan memanfaatkan limbah rumah tangga.

Dengan mengirimkan startup binaan UI untuk mengikuti program global akselerator ini, diharapkan akan memberikan pola pikir bisnis global dan mendapatkan akses jejaring internasional. “Ini juga mendorong agar startup dari UI mendapatkan pendanaan series A dan B dari para investor,” ujar Ahmad.

Sebagai informasi, UI juga menjadi salah satu dari lima perguruan tinggi terbaik untuk menjadi peserta expo PRIME STeP 2024. Sejumlah penelitian dan startup UI akan disajikan dalam expo PRIME STeP pada 10-11 November 2024 di Gedung STP UI Depok.

Expo yang bertajuk Indonesia Science Technology Park dan Innovation Expo ini merupakan bagian dari rencana strategis Kemendikbudristek tahun 2020-2024, untuk meningkatkan jumlah perguruan tinggi berkelas dunia. Gelaran ini mendapat dukungan dari Asian Development Bank.

(FDA.-)

https://edukasi.okezone.com/read/2024/11/01/623/3081023/ui-mendorong-ekosistem-kewirausahaan-dan-mempercepat-komersialisasi-hasil-riset-dan-teknologi