Sawah Terendam Banjir, Puluhan Petani Karangligar Karawang Rugi
15-November-24, 22:08KARAWANG,salah satu media informasi.- Puluhan petani di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, merugi. Sebab, padi yang mereka tanam harus dipanen lebih awal akibat terendam banjir.
Salah satu petani, Alem (55), mengaku belum sempat memanen saat banjir merendam sawahnya. Padahal dari sawah 1,5 hektar itu, ia biasanya mendapat 8 ton gabah.
"Gabah yang berhasil saya selamatkan saja kondisinya begitu basah, paling ini 5 kuintal," kata Alem di Desa Karangligar, Rabu (10/1/2024).
Menurut Alem, sawah di desanya yang terendam banjir sekitar 50 hektar. Banyak gabah siap panen yang tak terselematkan karena banjir.
Petani lainnya, Somad (66), mengaku berusaha mengeringkan sisa gabah yang terselamatkan dengan peralatan seadanya. Ia mengandalkan panas matahari yang kadang ada, kadang tidak.
Somad mengatakan, petani di Desa Karangligar yang lahannya terendam banjir dan gagal panen tak pernah mendapatkan bantuan.
Para petani hanya mendapat bantuan bibit padi, tidak sebanding dengan nilai kerugian. Termasuk soal asuransi pertanian.
"Asuransi pernah turun sekali. Tetapi sudah lama sekali. Bahkan sampai saat ini kita tidak tahu cara daftarnya seperti apa. Beberapa kali gagal panen karena banjir tidak pernah ada turun ke kami," kata Somad.
Diketahui, Desa Karangligar merupakan salah satu wilayah di Karawang yang mengalami banjir terparah. Dalam satu tahun, wilayah ini belasan kali dilanda banjir.
Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang, Dadan Danny mengatakan, sebanyak 58 hektar sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Karawang terancam puso karena terdampak banjir.
Rinciannya di Telukjambe Timur seluas 46 hektar, Telukjambe Barat 9 hektar, dan 3 hektar di Ciampel.
"Untuk ketinggian air sendiri itu skeitar 50-70 cm. Itu data terakhir saat ini dan akan terus update dari para petugas di lapangan," ujar Dadan.
Dadan mengatakan, usia tanaman padi yang terendam banjir sebagian berusia 90 hari atau sudah siap panen. Sebagian lagi baru tanam atau sekitar 45 hari.
"Kalau terendam 3 hari terancam puso," katanya.
Untuk ganti rugi dampak banjir, sambung Dadan, akan di-cover pemerintah melalui asuransi usaha tani padi.
Jika kelompok tani sudah masuk AUTP, sambung Dadan, akan diberikan kompensasi dari kerugian yang terdampak banjir.
"Bagi yang belum mendaftarkan akan kita dorong untuk segera mendaftar agar para poktan tersebut bisa tercover juga dengan cara menghubungi UPTD pertanian setempat," ujar Dadan.