Mata Uang Asia Terbakar "Harapan Palsu" The Fed, Rupiah Terburuk?

Jakarta, Dimuat dalam media nasional yang dirangkum kumpulan berita terkini - Mata uang Asia terpantau berada di zona merah secara berjamaah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Refinitiv pada Rabu (29/5/2024) pukul 10:52 WIB, mayoritas mata uang Asia melemah yang dipimpin oleh peso Filipina yang tercatat anjlok 0,48% disusul dengan rupiah Indonesia yang melemah 0,4%, hingga yuan China yang turun tipis 0,05%.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat naik 0,11% bergerak di angka 104,73 pada penutupan perdagangan hari ini.

Kekhawatiran pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) berdampak pada kuatnya DXY hingga akhirnya menekan mata uang Asia.

Dalam risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minutes bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dirilis pada pekan lalu, menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat The Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.

Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz mengatakan bahwa kinerja data makro AS yang kuat membuat ekspektasi pemangkasan bunga AS semakin kecil.

Hal ini tercermin dari survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga kembali mengecil dari dua kali yang diperkirakan pada September dan Desember 2024, menjadi hanya terjadi pada November 2024 sebesar 25 basis poin (bps).

Seperti yang dilansir media nasional yang dikutip oleh kumpulan berita terkini RESEARCH

[email protected]

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240529111953-128-542050/mata-uang-asia-terbakar-harapan-palsu-the-fed-rupiah-terburuk