Pembaruan perusahaan keamanan siber AS picu gangguan TI global

San Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Pembaruan perangkat lunak (software) yang bermasalah dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike pada Jumat (19/7) pagi waktu setempat memengaruhi komputer-komputer yang menjalankan sistem operasi Microsoft Windows di berbagai organisasi, menyebabkan gangguan teknologi informasi (TI) besar-besaran, yang berdampak pada bank, maskapai penerbangan, dan bisnis di seluruh dunia. Otoritas wilayah udara federal Amerika Serikat (AS) mengumumkan penghentian lalu lintas udara secara nasional pada Jumat karena gangguan TI itu. Maskapai penerbangan dan bandar udara (bandara) di Jerman, Prancis, Belanda, Inggris, Australia, China, Jepang, India, dan Singapura juga melaporkan masalah pada sistem check-in dan tiket, yang mengakibatkan penundaan penerbangan. Sebuah unggahan dari Alaska State Troopers mengatakan bahwa banyak pusat panggilan (call center) yang "tidak beroperasi dengan baik di seluruh Negara Bagian Alaska." CrowdStrike mengatakan laporan kerusakan (crash) tersebut terkait dengan layanan keamanan berbasis cloud "Falcon Sensor" milik mereka. CEO CrowdStrike George Kurtz mengonfirmasi dalam sebuah unggahan di media sosial X bahwa "kerusakan" pada pembaruan konten untuk host Windows telah menyebabkan gangguan TI tersebut. "CrowdStrike secara aktif bekerja dengan para pelanggan yang terdampak oleh kerusakan yang ditemukan dalam pembaruan konten tunggal untuk host Windows. Host Mac dan Linux tidak terdampak," ujar Kurtz di X. Hampir 60 persen perusahaan Fortune 500 dan separuh lebih perusahaan Fortune 1.000 tercatat sebagai klien CrowdStrike, menurut situs webnya. Perusahaan ini melantai di bursa saham pada 2019 dan memindahkan kantor pusatnya dari Silicon Valley, California, ke Austin pada 2021. "Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalah ini telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan. Kami mengarahkan pelanggan ke portal dukungan untuk mendapatkan pembaruan terkini dan akan terus memberikan pembaruan yang lengkap dan berkesinambungan di situs web kami," paparnya. "Lebih lanjut kami merekomendasikan organisasi-organisasi untuk memastikan bahwa mereka berkomunikasi dengan perwakilan CrowdStrike melalui saluran resmi. Tim kami sepenuhnya dikerahkan untuk memastikan keamanan dan stabilitas pelanggan CrowdStrike." Sebuah unggahan di forum dukungan CrowdStrike telah mengakui masalah ini sebelumnya pada Jumat, mengatakan bahwa perusahaan telah menerima laporan kerusakan yang terkait dengan pembaruan konten. Aplikasi perusahaan itu masih mengalami gangguan, menurut Status Kesehatan Layanan (Service Health Status) dari layanan cloud untuk bisnis CrowdStrike. Saham CrowdStrike turun sekitar 18 persen dalam perdagangan prapasar (premarket) pada Jumat. CrowdStrike mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar 83,48 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.160) pada penutupan pasar pada Kamis (18/7). "Menurut kami, produk keamanan siber harus memenuhi standar keandalan dan keamanan yang lebih tinggi dalam penerapan di pelanggan dibandingkan dengan produk-produk teknologi lainnya, mengingat produk ini sangat penting dan aktif diserang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tulis analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan riset pada Jumat.

https://m.antaranews.com/berita/4208379/pembaruan-perusahaan-keamanan-siber-as-picu-gangguan-ti-global