Tim Kamala Harris Bertemu Pemimpin Muslim AS yang Kecewa Dukungan Israel
15-November-24, 17:26Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Seorang penasihat senior Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan para pemimpin Muslim dan Arab Amerika pada Rabu (2/10/2024).
Ini dilakukan saat kampanye kepresidenan Harris berupaya untuk memenangkan kembali para pemilih yang marah atas dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza dan Lebanon.
Penasihat keamanan nasional Harris, Phil Gordan, mengatakan kepada para pemimpin komunitas dalam pertemuan virtual bahwa pemerintah mendukung gencatan senjata di Gaza, diplomasi di Lebanon, dan stabilitas di Tepi Barat yang diduduki Israel, kata kantor wakil presiden.
Dilansir Reuters, Ali Dagher, seorang pengacara dan pemimpin masyarakat Lebanon-Amerika, mengatakan bahwa upaya kantor Harris tidaklah cukup.
"Terlalu sedikit dan terlambat," kata Dagher, yang tidak berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Harris, seorang Demokrat, akan berhadapan dengan mantan Presiden Republik Donald Trump pada tanggal 5 November dalam apa yang menurut jajak pendapat akan menjadi pertarungan presiden yang ketat.
Presiden Joe Biden memenangkan sebagian besar suara Muslim dan Arab tahun 2020, tetapi dukungan mereka terhadap Demokrat telah menurun tajam selama hampir setahun Israel memerangi Hamas di Gaza.
Para aktivis mengatakan Biden dan Harris telah berbuat terlalu sedikit untuk menghentikan kampanye militer Israel di daerah kantong Palestina tersebut.
Serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, kata otoritas kesehatan Palestina.
Israel menanggapi serangan pada 7 Oktober 2023 oleh orang-orang bersenjata Hamas, yang menurut Israel menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera.
Gaza telah menderita krisis kemanusiaan dengan hampir seluruh 2 juta penduduknya mengungsi dan kelaparan meluas di daerah kantong itu.
Di Lebanon lebih dari 1.900 orang tewas dan 9.000 orang terluka selama hampir satu tahun pertempuran lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua minggu terakhir, menurut statistik pemerintah Lebanon.