Polisi Malaysia Tahan Pemimpin Kelompok Islam Terkait Pelecehan Seksual Anak
15-November-24, 17:05Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Kepolisian Malaysia pada Kamis (19/9/2024) telah menahan CEO dan sejumlah pemimpin puncak dari sebuah kelompok bisnis Islam, yang tengah berada dalam penyelidikan.
Sebelumnya, ratusan anak yang dipercaya mengalami kekerasan seksual, diselamatkan dari sejumlah panti asuhan yang terkait dengan kelompok itu pada bulan ini.
Kepala polisi nasional, Razarudin Husain mengatakan, 12 pria dan 7 perempuan ditahan, setelah sebuah penyergapan polisi di salah satu kondominium di Kuala Lumpur. Usia mereka berada pada kisaran antara 25-65 tahun.
Dilansir VOA, Nasiruddin Mohamad Ali, CEO dari Global Ikhwan Services and Business (GISB), dan sejumlah anggota dari dewan penasehat GISB, termasuk di antara mereka yang ditahan, kata Razarudin kepada AP.
Pihak lain yang juga ada dalam daftar ditahan, termasuk dua dari empat istri Nasiruddin dan dua anaknya.
Sejumlah anggota keluarga dari mendiang Ashaari Mohamad, yang memimpin sekte Islam Al Arqam, yang telah dianggap sesat dan dilarang oleh pemerintah pada 1994, namanya juga ada dalam daftar. Global Ikhwan didirikan oleh Asraari dan berkembang setelah kematiannya pada 2010.
Nasirudin sebelumnya menyatakan dalam sebuah video bahwa mungkin ada kasus-kasus sodomi di panti milik GSIB, tetapi menolak adanya kejahatan apapun.
Penangkapan ini dilakukan setelah polisi menyelamatkan 402 anak-anak dari 20 panti asuhan yang terkait dengan GISB pada 11 September. Puluhan tersangka kemudian ditangkap dalam kasus ini, yang membuat marah rakyat Malaysia dan memicu seruan untuk perlindungan anak yang lebih baik dan pemantauan bagi pusat-pusat panti asuhan anak.
Razarudin mengatakan bahwa sejumlah anak-anak ini, berusia dari 1-17 tahun, diyakini telah menjadi korban sodomi para pengasuhnya dan diajari untuk melakukan pelecehan seksual di antara sesama mereka.
Dia menambahkan, mereka ditolak untuk dirawat medis dan bahkan ditempel dengan sendok besi yang panas sebagai hukuman atas ketidakpatuhan.
Pemeriksaan medis sejauh ini menunjukkan bahwa setidaknya 13 remaja menjadi korban sodomi dan 172 anak menderita luka fisik dan emosi jangka panjang, kata Razarudin.
Anak-anak, yang orang tuanya merupakan pegawai di Global Ikhwan, telah ditempatkan di panti asuhan sejak bayi dan dipercaya telah didoktrin sejak usia muda agar setiap kepada kelompok, kata polisi. Anak-anak itu juga dipercaya telah dieksploitasi untuk mengumpulkan sumbangan masyarakat.
Pihak berwenang telah membekukan 96 rekening bank terkait dengan GISB, dengan nilai 581 ribu ringgit atau lebih dari Rp 2 miliar, sebagai bagian dari penyelidikan dalam kekerasan seksual, penelantaran anak, perdagangan manusia dan pencucian uang.