8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?
15-November-24, 15:45Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Kasus meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) diketahui meningkat.
"Akumulasi sejak awal tahun perkembangan kasus DBD di Solo delapan meninggal, dibandingkan dengan tahun lalu di periode sama jumlah meninggal memang agak naik," kata Kepala Dinas Kesehatan Solo, Retno Erawati Wulandari, Selasa (21/5/2024).
Dengan total kasus keseluruhan sebanyak 103 kasus. Jumlah tersebut tercatat hingga minggu ke-20.
"Penambahan di minggu terakhir ada 7 kasus, puncaknya minggu ke-14 dalam satu minggu ada 10 kasus," katanya lagi.
Penyebab masih tingginya kasus DBD
Oleh karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surakarta Nomor KS.09.01/1240/2024 tentang Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Arbovirosis.
"Dan juga kita lakukan edukasi ke masyarakat melalui puskesmas yang ada di wilayah yang lebih banyak terpapar," jelasnya.
Pemantau jentik nyamuk secara berkala juga diberlakukan oleh puskesmas bersama kader juru pemantau jentik.
"Kita upayakan penanganan DBD ini semaksimal mungkin, kalau dilihat dari kasus sebelumnya ini sudah turun dibandingkan dengan sebelumnya," bebernya.
Retno menjelaskan, masih tingginya kasus DBD di Solo ditengarai lataran kurangnya kesadaran masyarakat.
Keterlambatan penanganan DBD imbuhnya turut memperburuk penanganan pasien.
"Biasanya di masa kritis itu panasnya mulai turun, tapi panasnya bukan panas perbaikan. Biasanya terjadi kematian itu keterlambatan penanganan, mereka merasa sudah membaik tapi sebenarnya itu adalah masa kritis," pungkasnya.