SOSOK Saleh al-Arouri, Pemimpin Hamas yang Dibunuh Drone Israel, Pernah Ingin Syahid untuk Palestina
15-November-24, 15:40Sumber yang dilansir kumpulan berita terkini menyebutkan - Inilah sosok Saleh al-Arouri, pemimpin perlawanan Hamas yang dibunuh drone Israel.
Saleh al-Arouri pernah mengyinggung ia ingin Seperti yang dilansir media nasional yang dikutip oleh kumpulan berita terkini untuk Palestina.
Saat itu, ia mengaku menanti waktu di mana dirinya mati Kumpulan berita terkini mengutip laporan akibat serangan Israel.
Menurut al-Arouri, dirinya sudah hidup terlalu lama.
"Saya menantikan kemartiran (mati Dikutip oleh kumpulan berita terkini dari media nasional Indonesia). (Saya) berpikir bahwa saya hidup terlalu lama," kata dia pada bulan Agustus 2023, dilansir The Arab News.
Al Jazeera kembali menerbitkan wawancara terakhir dengan Saleh al-Arouri setelah wakil kepala biro politik Hamas itu terbunuh oleh Israel di Lebanon.
“Darah dan jiwa kami tidak lebih berharga daripada syuhada mana pun, dan tidak diperbolehkan bagi ibu dari syuhada mana pun merasa bahwa darah pemimpin lebih disayangi dan lebih berharga daripada darah putranya,” kata Saleh al-Arouri menggambarkan kematian anggota Hamas sama beratnya dengan kematian pemimpin Hamas.
"Kemartiran kita adalah agar kita memiliki hari yang lebih baik," lanjutnya.
Lalu seperti apakah sosok Saleh al-Arouri?
Pada malam tanggal 2 Januari 2024, rezim Israel membunuh Wakil Kepala Biro Politik Hamas Sheikh Saleh al-Arouri, di Pinggiran Kota Beirut Selatan, Lebanon.
Berita tentang kesyahidan pemimpin besar ini muncul setelah serangkaian ancaman Israel, yang mencapai puncaknya pada Agustus 2023.
Para pejabat Israel membenci peran langsung al-Arouri selama bertahun-tahun dalam membangun kemampuan Perlawanan Palestina di Tepi Barat, yang menyoroti rapuhnya keamanan Israel.
Membangun Perlawanan di Tepi Barat
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, berduka atas salah satu pemimpinnya yang paling taat, yang menjalani hukuman penjara lebih dari 15 tahun dan akhirnya dipaksa keluar dari Palestina dan menuju ke Suriah pada tahun 2010.