Kementan Targetkan Produksi Padi 55,42 Juta Ton
15-November-24, 15:28Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi komoditas padi pada tahun 2024 mencapai 55,42 juta ton.
"Ini beberapa target produksi komoditas utama di 2024, pertama Padi kita targetkan 55,42 juta ton," kata Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Eselon I Kementan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Kasdi juga mengatakan, beberapa target produksi komoditas di tahun 2024 di antaranya, cabai ditargetkan 3 juta ton, kopi sebanyak 818.000 ton, kelapa 2,9 juta ton, jagung 23,34 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, dan kakao 694.000 ton.
"Lalu ada daging sapi/kerbau ditargetkan 405.440ton, kedelai sebanyak 340.000 ton bawang putih sebanyak 45.910 ton, tebu 39,45 juta ton, dan daging ayam sebanyak 4 juta ton," ujarnya.
Kasdi mengatakan, untuk mendukung target tersebut, Kementan mendapatkan pagu anggaran tahun 2024 Rp 14,66 trilun.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk empat program yaitu Ketersediaan Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas (Rp 8,4 triliun), Nilai Tambah dan Daya Saing Industri (Rp 1,3 triliun), Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Rp 606,7 miliar), dan dukungan manajemen (Rp 4,2 triliun).
Selain itu, Kementan mengusulkan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik bidang Pertanian Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 2,56 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk pengembangan Food Estate dan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP).
"Usulan yang sudah masuk Rp 2,56 triliun meliputi Rp 2,48 triliun dari Pemerintah Daerah, usulannya Food Estate Rp 421,61 miliar kemudian KSPP Rp 2,06 triuliun, kemudian yang melalui Banggar DPR RI Rp 80,4 miliar," tuturnya.
Lebih lanjut, Kasdi mengatakan, usulan anggaran DAK Fisik Rp 2,56 triliun secara rinci akan digunakan untuk Food Estate di 6 provinsi dan 50 kabupaten, dan KSPP di 29 provinsi, dan 149 kabupaten/kota.
"Kementan mengusulkan DAK non fisik sebesar Rp 309,9 miliar yang digunakan untuk Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di 234 kabupaten/kota, Layanan penyuluhan Petani di 149 kabupaten/kota, dan Biaya Operasional Puskeswan di 150 kabupaten/kota," ucap dia.