Zelensky Menggila, Ukraina Rebut 8 Wilayah dari Rusia

Jakarta, Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional- Serangan balik Ukraina ke Rusia kembali memperoleh sejumlah kemenangan. Tentara Presiden Volodymyr Zelensky merebut delapan wilayah pemukiman yang dikuasai Rusia, di Ukraina timur dan selatan, selama dua minggu terakhir.

"Di timur, musuh melakukan banyak upaya untuk menghentikan gerak maju pasukan kita ke arah Bakhmut. Mentransfer unit tambahan ke sana dan meningkatkan jumlah penembakan," kata Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar di Telegrap Senin waktu setempat, dikutip CNBC International, Selasa (20/6/2023).

"Di Ukraina selatan terjadi serangan di beberapa arah dalam seminggu terakhir... Pasukan Ukraina maju jauh ke dalam musuh di beberapa daerah," tambahnya.

Secara rinci, wilayah yang dikuasai antara lain adalah Novodarivka, Levadne, Storozheve, Makarivka, Blagodatne, Lobkovo, Neskuchne dan Pyatikhatky. Tentara Ukraina yang terrin adalan unit OSUV, kelompok operasional-strategis Tavria.

"Selama seminggu terakhir, musuh menderita kerugian," tambahnya.

Ia berujar secara khusus, Rusia minggu lalu mengalami kemunduran di segala sisi, dengan 4.600 tentara tewas dan terluka. Ukraina juga diketahui menangkap 80 pasukan Presiden Vladimir Putin.

Sementara itu, Zelenskyy mengatakan angkatan bersenjata negara itu memperoleh keuntungan dalam serangan balasan mereka. Hal ini dikatakannya Senin.

"Pasukan kita maju, posisi demi posisi, selangkah demi selangkah, kita maju terus," tegasnya.

Di sisi lain, Ukraina bertemu dengan sekutu internasionalnya minggu lalu untuk membahas kemajuan dan kebutuhan Kyiv. Tetapi Zelenskyy mengatakan pada hari Minggu bahwa "hal utama adalah kecepatan pasokan persenjataan.

"Minggu depan, kami akan melakukan komunikasi penting baru dengan mitra kami, demi gerakan kami, demi senjata, demi prajurit kami memiliki semua yang mereka butuhkan," katanya, Minggu.

Perang Rusia Ukraina terjadi sejak Februari 2022. Dari data PBB hingga awal Juni, 8.000 warga sipil tewas, meski data lapangan diyakini lebih tinggi.

Di sisi lain, dalam update terbaru akhir pekan, Rusia mengacam akan keluar dari Black Sea Grain Deal Initiative (Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam). Ini mengancam terblokadenya ekspor jagung, gandum dan jelai dari Ukraina, yang memicu kenaikan dan kelangkaan pangan di dunia.