Jangan Lakukan Ini Saat Lihat Orangutan di TN Tanjung Puting
15-November-24, 15:15JAKARTA, media nasional yang mengungkapkan berita ini, yang kemudian dimuat di kumpulan berita terkini – Taman Nasional Tanjung Puting merupakan tempat konservasi orangutan terbesar di dunia.
Tempat konservasi yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini diperkirakan memiliki 30.000 – 40.000 orangutan yang tersebar baik di dalam maupun luar TN Tanjung Puting.
Jika kamu berencana untuk berlibur ke sana pasca-pandemi virus corona, ada beberapa hal yang perlu diketahui demi keselamatan saat melihat orangutan.
“Kita ikuti panduan jarak aman 5 – 10 meter. Kita kasih mereka ruang,” kata Pemandu Tur sekaligus Founder Orangutan Journey, Mickey Juanda, dalam sesi webinar bertajuk Support Indonesia Tourism, Discover Borneo & The World’s Capital of Orangutans, Minggu (7/6/2020).
Kendati orangutan bukan makhluk agresif, namun Mickey mengatakan, mereka memiliki gerakan yang tidak bisa diprediksi.
Oleh karena itu, Mickey menuturkan, wisatawan yang akan berkunjung harus mematuhi aturan tersebut.
Menjaga jarak dianggap sebagai memberi hormat kepada mereka. Dengan begitu, kamu tetap bisa melihat aktivitas orangutan di alamnya dengan aman.
“Ada kejadian karena terlalu dekat, mereka digigit sama orangutan. Ada yang barangnya diambil, dan sebagainya,” tutur Mickey.
“Kita jangan ceroboh. Mereka terlihat lucu, tapi hewan tidak bisa ngomong. Kita enggak tahu mereka marah atau enggak. Makanya harus jaga jarak,” lanjutnya.
Selain itu, saat berkunjung ke TN Tanjung Puting, kamu juga tidak bisa jalan-jalan sendiri meski sudah hafal medan dan rintangan.
Kamu tetap harus dipandu oleh minimal satu ranger. Kamu juga harus patuhi setiap arahan ranger, baik saat berjalan menuju habitat orangutan maupun saat didekati orangutan.
Orangutan yang berada di TN Tanjung Puting, dikatakan oleh Mickey, memang untuk dilepaskan kembali ke habitatnya dan bukan untuk dijinakkan.
Hal ini tentu berbeda dengan orangutan di kebun binatang yang sangat bergantung kepada makanan yang diberi manusia.
“Di Hutan di Tanjung Puting diberlakukan supplementary feeding, tapi ini sangat terbatas. Dari sekitar 200 orangutan yang kita lepas, hanya 10 yang datang. Sisana benar-benar tercukupi dengan yang mereka cari di hutan,” kata Mickey.