Giliran Brunei Belajar Implementasi "Maritime Single Window" ke RI
15-November-24, 14:20Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Indonesia kembali kedatangan delegasi dari negara lain untuk studi banding terkait implementasi dari Maritime Single Window. Kali ini delegasi yang hadir berasal dari Brunei Darussalam.
Sebelumnya pada pekan lalu, delegasi dua negara Afrika yakni Tanzania dan Zanzibar berkunjung ke Indonesia dengan maksud yang sama.
"Kami menyambut baik kedatangan delegasi dari Brunei Darussalam ke Jakarta untuk bertukar pikiran dengan kami terkait implementasi dari Maritime Single Window tersebut," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Hendri Ginting dalam siaran pers, Rabu (21/6/2023).
International Maritime Organization (IMO) mengadopsi perubahan pada Konvensi Fasilitasi (FAL) sejak awal 2023. Amandemen ini akan menjadikan pintu gerbang tunggal (single window) untuk pertukaran data di pelabuhan menjadi wajib mulai 1 Januari 2024.
Adapun Indonesia telah mengoperasikan Maritime Single Window sejak 2016. Saat ini, pemerintah mengaku terus bekerja menghilangkan hambatan dan mengurangi biaya logistik untuk meningkatkan kinerja pelabuhan serta daya saing.
Saat menerima kunjungan delegasi Brunei Darussalam, Ginting menegaskan komitmen penuh Indonesia terhadap penerapan platform single window untuk standarisasi layanan dan mengurangi beban administrasi.
“Kami telah melaksanakan maritime single window dengan mengembangkan Inaportnet sejak tahun 2016 sebagai upaya untuk menghilangkan hambatan dan menurunkan biaya logistik guna meningkatkan kinerja dan daya saing pelabuhan kita,” kata dia.
Pemerintah berharap kedatangan delegasi Maritime and Port Authority Brunei Darussalam memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Brunei Darussalam.
Termasuk membuka peluang untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut dengan IMO dan negara anggota lainnya, khususnya terkait maritime single window.