Berat Badan "Yo-Yo" Berdampak Buruk bagi Jantung
15-November-24, 14:14Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Riset membuktikan fluktuasi berat badan bisa berdampak pada kesehatan jantung.
Kesimpulan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Heart Association.
Disebutkan, fluktuasi berat badan berpengaruh besar pada tekanan darah, kolesterol, dan gula darah terkait dengan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian dini yang lebih tinggi.
Untuk penelitian ini, periset melihat data lebih dari enam juta orang yang tidak memiliki riwayat serangan jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi.
Periset juga meneliti berat badan peserta, gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam tiga pemeriksaan kesehatan terpisah, yang terjadi setiap dua tahun antara 2005-2012.
Setelah itu, periset melihat data yang dikumpulkan pada tahun 2015.
Hasilnya, orang dengan berat badan, tekanan darah, kolesterol, atau gula darah yang berubah lebih dari lima persen -dengan kata lain berfluktuasi- kemungkinan besar mengalami kematian dini, menderita serangan jantung atau stroke.
Uniknya, periset juga menemukan, semua efek negatif tersebut dapat terjadi pada orang yang mengalami fluktuasi, tanpa peduli berapa pun angka fluktuasi tersebut.
Namun, ini tidak berarti berat badan "yo-yo" dapat berakibat langsung pada serangan jantung.
Periset hanya mengamati korelasi antara pengukuran metabolisme yang fluktuatif dan masalah kesehatan yang disebutkan sebelumnya.
Oleh karena itu, periset menyarankan agar kita berkonsutasi pada dokter untuk memastikan risiko ini.
Menurut Dr Seung-Hwan, seorang profesor endokrinologi, penyedia layanan kesehatan harus memperhatikan variabilitas dalam pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol, dan glukosa pasien, serta berat badan.
"Upaya untuk menstabilkan pengukuran ini mungkin merupakan langkah penting dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat," kata Dr.Lee.