Kasus Mpox Melonjak, WHO Segera Gelar Rapat Komite Darurat
15-November-24, 14:09Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk membentuk Komite Darurat dan sesegera mungkin mengadakan rapat guna membahas status Mpox alias cacar monyet.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa penyebaran Mpox di Kongo sudah sangat tinggi dan meluas ke negara tetangga.
WHO mengkhawatirkan, ada potensi penyebaran Mpox lebih lanjut di dalam dan di luar Afrika dalam cakupan internasional.
"Saya telah memutuskan untuk membentuk Komite Darurat berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional untuk memberi saran kepada saya apakah wabah ini merupakan Public Health Emergency of International Concern," kata Tedros dalam siaran Media Briefing pada Rabu (7/8/2024).
Ia kemudian mengungkapkan bahwa Komite Darurat Mpox akan melakukan pertemuan segera.
"Komite ini akan bertemu sesegera mungkin dan akan terdiri dari para ahli independen dari berbagai disiplin ilmu terkait di seluruh dunia," ujarnya.
WHO mencatat bahwa sejak awal 2024, Republik Demokratik Kongo telah mengalami wabah cacar monyet parah dengan dilaporkan ada lebih dari 14.000 kasus dan 511 kematian.
Kasus cacar monyet selama beberapa dekade telah dilaporkan di Kongo dan jumlah kasusnya meningkat terus dari tahun ke tahun.
"Namun, jumlah kasus yang dilaporkan pada enam bulan pertama tahun ini sebanding dengan jumlah kasus yang dilaporkan selama satu tahun kemarin. Dan virus ini telah menyebar ke provinsi-provinsi yang sebelumnya tidak terkena dampak," ucapnya.
Dalam sebulan terakhir, sekitar 50 kasus Mpox terkonfirmasi dan lebih banyak kasus suspek telah dilaporkan di empat negara tetangga Kongo yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, yaitu Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.
Mengutip The Associated Press (AP) pada Kamis (8/8/2024), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika melaporkan bahwa cacar monyet telah terdeteksi di 10 negara Afrika pada 2024, termasuk Kongo, yang memiliki lebih dari 96 persen dari semua kasus dan kematian.
Dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun lalu, CDC Afrika mengatakan kasus meningkat 160 persen dan kematian meningkat 19 persen.
Pejabat di CDC Afrika mengatakan hampir 70 persen kasus di Kongo terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun, yang juga menyebabkan 85 persen kematian.