Pergeseran Tanah di Trenggalek, Belasan Rumah Rusak
15-November-24, 13:56Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Sebanyak 16 rumah yang berada di RT 13 Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, rusak akibat terjadinya pergeseran tanah di daerah itu. Bahkan satu rumah di antaranya hancur tidak bisa ditempati kembali (6/12/2016).
Sejumlah dinding serta lantai permukiman warga mengalami retak, dengan lebar sekitar dua sentimeter hingga 20 sentimeter.
“Untuk permukiman yang mengalami retak berjumlah 16 rumah, 17 kepala keluarga sekitar 56 jiwa. Kebanyakan rumah warga retak dibagian dinding serta lantai,” ujar perangkat desa Wonoanti bernama Ilyas (40).
Sementara salah satu rumah milik warga kini hancur tidak bisa ditempati lagi karena hampir seluruh bagian bangunan rusak parah. Keluarga yang menghuninya pun harus mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman.
Adapun warga lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila hujan turun. Sebab hingga saat ini pergeseran tanah dan retakan pada bangunan rumah terus terjadi.
“Kami sangat khawatir dengan kondisi ini. Sebab setiap hujan turun pasti terdengar retakan pada dinding rumah. Untuk sementara kami bersama warga lain mengungsi di rumah saudara atau tetangga kami yang lebih aman,” ungkap salah satu warga yang rumahnya rusak, Tarmuji (42).
Tanah retak yang terjadi di wilayah ini sepanjang kurang lebih 700 meter, dan mulai terjadi sejak lima hari terakhir akibat curah hujan yang tinggi.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek berupaya mencari solusi bagi tanah warga yang rawan bencana, dengan cara mendatangkan para ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Untuk saat ini terjadi longsor atau pergerakan di beberapa titik. Saya mendatangkan beberapa ahli geologi dari UGM, untuk menganalisa. Setelah mendapat hasilnya,baru kami bisa menentukan apakah warga ini bisa direlokasi atau dilakukan perbaikan pada tanah yang retak tersebut,” ujar Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.
“Jangan sampai nanti kita terburu-buru melakukan relokasi, tapi lahan yang kami sediakan kembali retak. Ini yang kami lakukan saat ini agar warga Trenggalek aman dari segala bencana ke depannya. Mudah mudahan,” tambah dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin mengaku sudah melihat langsung kondisi di lokasi bencana. Menurut dia pusat retakan yang berada di lereng bukit belakang permukiman warga.
"Di situ saya melihat ada lubang besar,dan air hujan sebanyak apapun akan masuk hingga membentuk retakan seperti sekarang,” kata dia.
Ia juga meminta warga untuk melakukan siskamling untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi mengingat hujan masih terus turun.
“Saya juga menyarankan kepada warga sekitar agar dilakukan sikamling bencana secara bergantian,untuk lebih waspada bencana. Sebab hujan turun ketika sore sampai malam,dan retakan terjadi kebanyakan pada waktu dinihari hingga menjelang subuh,” tambahnya.