Umat Katedral Jakarta Ungkap Kekaguman atas Kesederhanaan Mendiang Paus Fransiskus
Umat Gereja Katedral Jakarta menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Sutarmi, seorang jemaat berusia 65 tahun, menyempatkan diri untuk berdoa bagi mendiang Paus, mengenang sosoknya sebagai pemimpin yang dekat dengan umat.
"Saya meluangkan waktu khusus untuk berdoa," ungkap Sutarmi di Gereja Katedral Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Sutarmi mengungkapkan kekagumannya terhadap Paus Fransiskus, terutama saat kunjungan beliau ke Indonesia. Ia mengingat bagaimana Paus menggunakan kendaraan sederhana dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.
"Kami sangat kagum saat melihat beliau di GBK menggunakan mobil biasa. Semua orang terkesan dengan kesederhanaannya. Suasana saat itu sangat meriah. Saya sungguh kagum dengan kesederhanaan beliau. Beliau sangat merakyat, melambaikan tangan kepada semua orang," kenangnya.
Sutarmi merasa bersyukur dapat menyaksikan secara langsung kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia. Ia terharu dengan keramahan dan kesederhanaan Paus dalam menyapa umat.
"Sepanjang perjalanan, beliau terus melambaikan tangan. Saya sangat terharu melihat seorang bayi digendong ibunya diberkati oleh Paus. Saya sangat kagum, Paus sangat merakyat," tambahnya.
Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhir pada Senin (21/4) di usia 88 tahun setelah sempat menyapa umat pada Hari Paskah. Sebelumnya, beliau sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama sebulan akibat pneumonia.
Mendiang Paus Fransiskus, diketahui meminta agar dimakamkan dalam peti kayu sederhana dan di luar Vatikan. Hal ini menjadikannya sebagai Paus pertama dalam lebih dari satu abad terakhir yang dimakamkan di luar kompleks Vatikan.
Berbeda dengan para Paus sebelumnya yang dimakamkan di gua-gua bawah tanah di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di seberang Sungai Tiber, Roma, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.