RI Mau Impor 1 Juta Ekor Sapi Perah, 3 Ini Masalah Ini Syarat Utama
15-November-24, 12:48Jakarta, Dikutip oleh kumpulan berita terkini dari media nasional Indonesia - Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) Teguh Boediyana mengaku setuju dengan rencana pemerintah membuka keran impor 1 juta ekor sapi perah. Menurutnya, rencana pemerintah mendatangkan sapi perah dari luar negeri adalah langkah yang tepat. Untuk diketahui, rencana impor 1 juta ekor sapi tersebut sejalan untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tahun 2025.
Teguh mengatakan, untuk meningkatkan produksi susu nasional salah satu solusinya memang dengan mengimpor sapi perah. Hanya saja, kata dia, untuk mendatangkan sapi perah impor membutuhkan sejumlah tahapan yang tidak mudah. Dalam hal ini, pemerintah perlu mempertimbangkan bagaimana lahan sampai dengan kebutuhan rumput untuk pakan sapi perah tersebut.
"Kalau ingin meningkatkan produksi susu memang harus mengimpor sapi. Cuma, memang ada beberapa tahapannya, karena nggak gampang. Mengimpor sapi kan butuh makan, butuh dipelihara, teknisnya gimana, jadi memang tidak mudah. Tapi bahwa pikiran-pikiran Pak Prabowo ini, saya katakan yes, right," kata Teguh saat ditemui di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Jakarta, Kamis (10/10/2024).
"Cuma bagaimana teknisnya ini lah yang harus diselesaikan oleh Menteri ke bawah, nggak usah Presiden," tambahnya.
Dia pun membeberkan syarat utama yang harus dipenuhi jika pemerintah jadi merealisasikan impor 1 juta ekor sapi perah.
"Syarat untuk peternakan sapi perah itu nomor 1 air, nomor 2 air, nomor 3 air. Memang harus terpilih daerah-daerah yang memiliki potensi air yang cukup. Nah, inilah tugasnya dari pemerintah, mana-mana yang mau dikembangkan," sambungnya.
Teguh mengatakan, saat ini produksi susu sapi segar di dalam negeri baru mencapai 1 juta ton per tahun, atau baru memenuhi 20% dari kebutuhan nasional. Katanya, kebutuhan susu nasional setiap tahunnya akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, menurut dia memang diperlukan langkah yang progresif revolusioner supaya kebutuhan gizi dari susu sapi segar bisa terpenuhi.
"Sampai kapanpun ya nggak akan cukup kalau tidak ada langkah-langkah progresif revolusioner. Artinya, harus ada keberanian-keberanian. Itu kita entah sampai kapan pun tetap akan impor, karena kebutuhan susu terus naik. Jadi kebutuhan gizinya sudah semakin meningkat, padahal nggak cukup susunya. Akibatnya, solusi ya mengimpor," ucap dia.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, setidaknya sudah ada 104 perusahaan yang berkomitmen mendatangkan sapi impor. Hal itu untuk menyongsong program makan bergizi gratis yang diusung Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Agung Suganda mengatakan, saat ini sudah ada 48 perusahaan yang berkomitmen mendatangkan 1 juta ekor sapi perah ke dalam negeri, untuk kebutuhan penyediaan susu dalam program makan bergizi gratis. Hal itu disampaikannya saat diskusi pangan di Auditorium Kementan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
"Sapi perah sudah ada 48 perusahaan yang sudah tanda tangan di atas meterai akan memasukkan sapi perah," ungkap Agung, dikutip Jumat (30/8/2024).
(dce) Pengumuman! Kementan Cari Pengusaha Siap Impor 2 Juta Ekor Sapi