Tips Aman Berburu Pakaian Bekas: Cegah Penyakit Kulit dengan Langkah Tepat
markdown Demam thrifting, atau berburu pakaian bekas impor, kian menjangkiti kalangan muda. Harga miring dan keunikan model menjadi daya tarik utama. Namun, di balik keuntungan ekonomis dan gaya tersebut, tersimpan potensi risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.
Dokter spesialis kulit, Ruri Diah Pamela, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyikapi tren thrifting. Menurutnya, aktivitas ini memiliki sisi positif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan perputaran ekonomi. Akan tetapi, kebersihan pakaian bekas menjadi kunci utama untuk mencegah masalah kesehatan kulit.
Berikut adalah langkah-langkah penting yang disarankan oleh dr. Ruri dalam mencuci pakaian thrifting agar terhindar dari penyakit kulit:
- Cuci dengan Air Panas dan Deterjen: Segera setelah membeli, cuci pakaian dengan air panas (jika memungkinkan sesuai jenis bahan) dan deterjen. Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin menempel pada pakaian.
- Rendam dengan Disinfektan: Rendam pakaian dengan disinfektan khusus pakaian atau gunakan pengaturan pencucian dengan suhu tinggi pada mesin cuci.
- Setrika Pakaian: Setelah dicuci dan dikeringkan, setrika pakaian untuk memastikan sisa-sisa mikroorganisme benar-benar hilang.
Risiko kesehatan kulit yang mengintai pengguna pakaian bekas yang tidak dicuci meliputi:
- Infeksi Kulit: Bakteri dan virus dapat menyebabkan infeksi kulit.
- Alergi: Residu deterjen, parfum, atau bahan kimia dari pemilik sebelumnya dapat memicu reaksi alergi.
- Iritasi: Orang dengan kulit sensitif lebih rentan mengalami iritasi.
Dr. Ruri menghimbau untuk tidak langsung memakai pakaian bekas sebelum dibersihkan, terutama pakaian dalam, handuk, atau pakaian tidur. Bahkan, idealnya, jenis pakaian ini sebaiknya tidak dibeli dalam kondisi bekas.
Kisah seorang pengguna TikTok yang terjangkit moluskum kontagiosum akibat kebiasaan memakai baju thrifting tanpa dicuci menjadi pengingat pentingnya kebersihan. Moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus, ditandai dengan munculnya bintil-bintil kecil berwarna merah dengan lubang kecil di tengahnya.
Pengguna TikTok tersebut berharap pengalamannya menjadi pelajaran bagi orang lain. Ia mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan pakaian thrifting sebelum digunakan, mengingat pakaian tersebut telah berpindah tangan dan mungkin terpapar berbagai kotoran dan mikroorganisme.
"Kalau baju thrifting itu kan banyak ya, ada keinjak-injak, ada yang berdebu, kotor, itu kan kita nggak tahu virus-virus yang nempel itu apa saja. Menurut dokter yang menangani aku itu sebelum kalian pakai baju thrifting, itu wajib dulu rendam pakai air panas, setelah itu cuci rendam pakai detergen, bahkan kalian nyucinya itu harus berkali-kali, supaya virus di baju itu hilang," ujarnya.