Pendapatan Emiten Cinta Laura Meroket 121%, Ini Penyebabnya
15-November-24, 11:41Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Emiten energi terbarukan yang mengangkat Cinta Laura sebagai Komisaris, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) meraup pendapatan bersih (revenue) sebesar Rp. 22,76 miliar di kuartal pertama 2024, meningkat 121% dibanding perolehan kuartal pertama tahun lalu. Di sisi lain, Perseroan juga meraup laba bersih sebesar Rp.1,11 miliar.
Dalam keterangannya, Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar menjelaskan, sejumlah proyek yang dicanangkan Perseroan tahun lalu kini sudah mulai beroperasi. "Progress tahun lalu menggembirakan, tapi dengan konsekuensi peningkatan dana2 operasional serta biaya pengembangan usaha yang menimbulkan beban tambahan keuangan perseroan," kata Bobby, seraya menambahkan bahwa Perseroan masih bisa meraup keuntungan bersih senilai Rp.2,56 miliar di tahun 2023, ujarnya Kamis (30/5/2024).
Menurut dia, sejumlah proyek industri biomassa yang kini sudah mulai beroperasi, diharapkan akan menambah tebal kocek Perseroan di tahun 2024 dan tahun-tahun berikutnya.
"Pabrik biomassa kami di Pulau Bangka sudah mulai beroperasi. Beberapa pabrik lainnya akan segera dibangun, yakni di Blora dan Banten. Kami berharap, bisnis biomassa akan menjadi salah satu penopang kinerja Perseroan ke depan," kata Bobby Gafur Umar, seraya menjelaskan bahwa pihaknya optimis dalam menghadapi tahun 2024 dan beberapa tahun ke depan.
"Banyak yang cukup pesimis karena berbagai faktor. Ekonomi global yang diprediksi tidak baik dalam tahun ini, disebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kita, dan ini akan berdampak pada performance bisnis di banyak sektor usaha," kata Bobby mengawali penjelasannya terkait kinerja Perseroan.
Namun, Bobby optimis melihat ekonomi Indonesia, dan tentunya juga dalam menjalankan bisnis energi terbarukannya di OASA. "Sebagai pengusaha, saya harus optimis, semua akan baik-baik saja. Dan ekonomi Indonesia akan terus melaju," kata Bobby.
Tahun lalu, OASA sebenarnya telah mulai mencatat kinerja keuangan yang positif. Per 31 Desember 2023 lalu Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 44,15 miliar, meningkat lebih dari Rp.3 miliar dibanding perolehan pendapatan usaha tahun sebelumnya.
"Capaian kinerja kuartal pertama 2024 ini tentunya sangat menggembirakan kami," ujarnya seraya menambahkan bahwa dulu banyak yang tak percaya, biomassa akan bisa mendatangkan cuan. Bobby mengaku, ia sekarang sangat yakin dan optimis, biomassa adalah bisnis yang sangat prospektif.
Berkembangnya industri biomassa sekaligus menunjukkan besarnya potensi EBT berbasis ekonomi kerakyatan. Sepanjang tahun 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 Juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di tanah air. Angka ini tumbuh lebih dari 71% dibandingkan realisasi serapan biomassa tahun 2022 yang sebesar 585 ribu ton.
Kebutuhan biomassa untuk campuran batu bara untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) diprediksi terus meningkat dari 2024 ke 2025. "Tahun 2024 diperkirakan mencapai 2,4 juta ton," ujarnya, seraya menambahkan bahwa pada tahun 2025 jumlah PLTU yang menggunakan biomassa akan bertambah dari 47 menjadi 52 PLTU. Sehingga, total kebutuhan biomassa diprediksi meningkat hingga 10,2 juta ton biomassa.
Melihat perkembangan demikian, Bobby yakin bahwa kebijakan energi Indonesia dalam satu dasawarsa mendatang dipastikan akan mengandalkan energi terbarukan, dan akan bertumpu pada ekonomi kerakyatan serta lingkungan. Hal ini akan membawa dampak positif pada kinerja Perseroan. "Biomassa itu akan menjadikan Indonesia sangat kuat dalam bidang energi, karena kita memang didukung oleh potensi biomassa yang sangat besar. Kami optimis, biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang akan membawa dan menjadikan Indonesia kuat dan unggul," kata Bobby dalam paparannya.
Ia juga menjelaskan, Indonesia mendatang akan terus melanjutkan kebijakan yang mengacu pada swasembada energi. Komitmen kemandirian energi tersebut akan dicapai dengan memacu capaian pengembangan energi terbarukan. "Ini sudah sejalan dengan arah bisnis Perseroan, karena Perseroan sesungguhnya sudah berada di situ," katanya