Mengembangkan Kompetensi Digital Pekerja

SAAT ini penguasaan teknologi digital merupakan kebutuhan mutlak bagi karyawan. Tanpa bekal kompetensi digital memadai, karyawan akan kesulitan menghadapi pekerjaan bernuansa teknologi. Akibatnya bisa fatal, target dan kinerja yang ditentukan gagal dicapai.

Perusahaan bertanggung jawab mengembangkan kompetensi karyawan melalui program intervensi, misalnya lewat pendidikan atau pelatihan. Program intervensi didukung komitmen penyediaan anggaran serta kesempatan belajar bagi tiap karyawan.

Intervensi juga bertujuan mencapai keunggulan daya saing perusahaan secara berkelanjutan (sustainable competitive advantages).

Selain dana dan kesempatan, perusahaan juga mengupayakan untuk memotivasi dan memberi pemahaman kepada karyawan tentang betapa pentingnya menguasai kompetensi digital. Semangat penguasaan digital-skill disertai perubahan pola pikir (mind-set) karyawan.

Tsedal Neeley dan Paul Leonardi dalam artikel mereka di Harvard Business Review (2022) menyatakan, betapa penting menata ulang pola pikir karyawan terhadap teknologi digital. Melalui pola pikir digital, karyawan berkeyakinan semua tugas lebih mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan data besar (big data) didukung teknologi artificial intelligence (AI).

Setelah mind-set karyawan terpola selaras era digital, perusahaan membangun kompetensi. Tujuannya agar karyawan memiliki kemampuan operasional dalam bingkai tranformasi digital.

Kompetensi Digital

Pengembangan kompetensi digital bagi karyawan merupakan bagian tak terpisahkan dalam transformasi digital. Kompetensi digital adalah kemampuan karyawan dalam memahami dan percaya diri dalam bekerja menggunakan berbagai teknologi mendukung pelaksanaan pekerjaannya.

Pengembangan kompetensi digital karyawan merujuk pada sejumlah penguasaan keterampilan digital. Untuk memastikan kompetensi digital dapat terwujud, perusahaan perlu menentukan langkah strategis berfokus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) memasuki kultur digital.

Perusahaan juga perlu merancang dan menyelaraskan sistem dan proses bisnis dengan kompetensi karyawan. Perusahaan dapat mengembangkan kompetensi digital mengacu pandangan Bernard Marr (2022).

Dalam tulisannya bertajuk “The Four Digital Skills Everyone Will Need for The Future of Work” di laman Forbes, Marr merinci empat digital skills yang perlu dikembangkan untuk mendukung transformasi digital perusahaan.

Pertama, literasi digital (digital literacy) yakni keterampilan untuk belajar, bekerja, dan menavigasi kehidupan kerja secara digital. Dengan literasi digital, karyawan dapat berinteraksi lebih mudah dan percaya diri dengan teknologi.

Karyawan berliterasi digital tinggi memiliki pemahaman utuh tentang makna dan pemanfaatan teknologi. Karyawan juga terampil menggunakan perangkat dan aplikasi digital untuk berkomunikasi atau berbagi informasi dengan sesama karyawan atau pihak lainnya.

Kedua, literasi data (data literacy). Semua bentuk teknologi baru dapat berfungsi lebih efektif jika didukung data. Literasi data sebagai salah satu keterampilan dasar karyawan dalam mengubah data menjadi informasi yang lebih bermanfaat.

Karyawan dapat mengakses data sesuai kebutuhan serta mampu menemukan makna lebih mendalam dari setiap data. Tak sekadar berwujud angka atau aksara, suatu data memiliki makna tertentu yang dapat digunakan untuk penyelesaian pekerjaan lebih mudah.

Ketiga adalah keterampilan teknis (technical skills). Keterampilan teknis tak sekadar penguasaan secara teoritis, tetapi juga keterampilan praktis. Kebutuhan keterampilan teknis bersifat spesifik.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/21/130902465/mengembangkan-kompetensi-digital-pekerja