Pariwisata Berkelanjutan: Menyelaraskan Destinasi Wisata dengan Bumi
Pariwisata Berkelanjutan: Menyelaraskan Destinasi Wisata dengan Bumi
Peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April menjadi momentum global untuk merefleksikan hubungan manusia dengan planet ini. Dicetuskan oleh Senator Gaylord Nelson pada tahun 1970 sebagai respons terhadap bencana lingkungan, Hari Bumi kini diperingati di lebih dari 175 negara, menandakan urgensi kolektif untuk mengatasi degradasi lingkungan.
Seiring dengan pertumbuhan populasi dunia yang eksponensial, tekanan terhadap sumber daya alam semakin meningkat. Laporan Risiko Global 2025 dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyoroti dominasi risiko lingkungan dalam jangka panjang, termasuk peristiwa cuaca ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kelangkaan sumber daya alam. Tantangan-tantangan ini secara langsung mengancam sektor pariwisata, yang sangat bergantung pada keindahan alam dan sumber daya lingkungan.
Sektor pariwisata memiliki peran signifikan dalam perekonomian Indonesia. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan kontribusi sektor ini terhadap PDB mencapai 4,01% pada tahun 2024 dan menyediakan lapangan kerja bagi 24,5 juta orang. Namun, keberlanjutan sektor ini terancam oleh kerusakan lingkungan. Destinasi populer seperti Bali, Labuan Bajo, dan Raja Ampat sangat rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim dan pencemaran.
Konsep "Membumikan" Destinasi Wisata
Guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan, diperlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Konsep "membumikan" destinasi wisata menjadi kunci, yaitu upaya menghormati dan menjaga bumi sebagai sumber daya utama pariwisata. Ini melibatkan serangkaian tindakan:
- Keberlanjutan Lingkungan: Menjaga daya dukung lingkungan destinasi wisata, mengelola sampah secara efektif (terutama sampah plastik), dan mengurangi pencemaran.
- Keberlanjutan Sosial: Melestarikan adat istiadat dan interaksi sosial masyarakat lokal, serta memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat ekonomi bagi mereka.
- Keberlanjutan Ekonomi: Menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular untuk mengurangi limbah, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memperpanjang umur pakai produk.
Implementasi Ekonomi Sirkular
Ekonomi sirkular menjadi fondasi penting dalam "membumikan" destinasi wisata. Dengan mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, tekanan terhadap lingkungan dapat diminimalkan. Masyarakat lokal juga diuntungkan karena interaksi sosial mereka tidak terganggu oleh praktik pariwisata yang merusak. Selain itu, efisiensi sumber daya meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pengelola destinasi.
Dengan "membumikan" destinasi wisata, kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dapat dikurangi, sektor pariwisata dapat menjadi penggerak ekonomi yang berkelanjutan, dan norma-norma sosial yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dapat diperkuat.
Upaya ini memerlukan kolaborasi dari semua pihak, mulai dari pemerintah dan pengelola destinasi hingga wisatawan. Mari kita bersama-sama menjaga bumi dengan "membumikan" destinasi wisata di Indonesia.
Selamat Hari Bumi!