Breaking! Harga Batu Bara Terbang 3% Lebih, Imlek Dongkrak Permintaan
15-November-24, 10:16Jakarta, Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Harga batu bara menunjukkan adanya rebound kuat pada awal perdagangan pekan ini. Penguatan ini terjadi seiring dengan proyeksi kenaikan dari China menjelang tahun baru atau Imlek.
Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Senin (05/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$ 123, 65 per ton atau menguat 3,2%.. Harga penutupan tersebut adalah yang tertinggi dalam 10 hari terakhir. Tren penguatan ini terjadi setelah harga batu bara menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun pada 29 Januari 2024 di harga US$ 115,5 per ton.
Penguatan harga batu bara terjadi seiring dengan pasokan batu bara Australia yang ketat, sehingga harga FOB Australia meningkat, menimbulkan tekanan lebih lanjut bagi India dalam menyeimbangkan rencana pengadaan jangka panjang pada produk Australia. Melansir S&P Global Commodity Insights, produk Australia menyumbang 52% dari total impor India pada 2023, turun dari 73% dua tahun sebelumnya.
Terbatasnya pasokan Australia sebagai eksportir terbesar kedua global turut menjadikan sentimen penguatan harga batu bara. Hal ini dapat membuat berbagai negara berebut batu bara Australia yang memiliki kualitas tinggi.
Selain penurunan pasokan Australia, pasokan batu bara di China mulai menyusut akhir bulan lalu, tidak hanya karena tambang batu bara China yang secara bertahap ditutup menjelang liburan, tetapi juga akibat penangguhan produksi tiba-tiba di kota Pingdingshan, Henan, setelah kecelakaan tambang batu bara fatal yang memicu pemeriksaan keselamatan oleh pihak berwenang.
Di sisi permintaan, sentimen liburan tahun baru Imlek di China dapat menggenjot permintaan batu bara untuk memaksimalkan produksi barang konsumsi dan memenuhi permintaan listrik industri yang menguat. Hal ini menjadikan adanya permintaan penimbunan yang kuat terhadap pasokan yang terbatas memberikan dukungan pada penguatan harga batu bara.
Belakangan ini, salju lebat melanda bagian utara China, di area tambang batu bara utama. Cuaca buruk ini telah mengganggu angkutan darat, meski dampaknya terbatas karena perdagangan di pasar batu bara sudah mulai surut menjelang liburan Tahun Baru Imlek pekan depan.
Sebagian besar tambang batu bara berencana untuk tutup selama liburan dan melanjutkan produksi setelah 17 Februari, hari terakhir liburan. Namun, tambang-tambang ini bermaksud menjaga tingkat utilisasi kapasitas mereka pada tingkat yang relatif rendah sebagai respons terhadap pemeriksaan keselamatan kerja.
Berdasarkan hal tersebut, pasokan batu bara global kemungkinan masih akan menyusut akibat terbatasnya pasokan Australia dan China, sementara permintaan masih memiliki potensi menguat seiring dengan adanya tahun baru Imlek di China.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]