Kacau! Bursa Jepang Anjlok 13%, Korsel dan Taiwan Ambruk 8% Lebih
15-November-24, 09:25Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Jepang dan pasar Asia-Pasifik secara lebih luas ambruk akibat aksi jual besar-besaran oleh investor. Secara spesifik, Nikkei 225 dan Topix tercatat turun lebih dari 13% hari ini.
Indeks acuan utama Asia tersebut telah jatuh lebih dari 20% dari level tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli.
Perusahaan blue chip raksasa seperti Mitsubishi, Mitsui, Sumitomo dan Marubeni harga sahamnya tercatat masing-masing telah anjlok sekitar 10%.
Penurunan pada hari Senin mengikuti pelemahan pada hari Jumat ketika Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5% dan 6%. Indeks Topix menandai hari terburuknya dalam delapan tahun terakhir, sedangkan Nikkei menandai hari terburuknya sejak Maret 2020.
Pada perdagangan Senin, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 143,40.
Sementara itu, investor menunggu data ekonomi utama dari Tiongkok dan Taiwan minggu ini, serta keputusan bank sentral dari Australia dan India.
Sektor jasa Tiongkok berkembang lebih cepat pada bulan Juli, dengan indeks manajer pembelian (PMI) negara tersebut masih ekspansif naik menjadi 52,1 pada bulan Juli dari 51,2 pada bulan Juni.
Survei Caixin mengatakan manufaktur yang ekspansif disebabkan oleh pertumbuhan bisnis baru yang lebih cepat, "didukung oleh perbaikan berkelanjutan dalam kondisi permintaan dan perluasan penawaran jasa."
Indeks acuan Taiwan tercatat turun hampir 8,35%, sedangkan S&P/ASX 200 Australia turun 3,84%.
Sementara itu Kospi Korea Selatan turun nyaris 11% dan Indeks Hang Seng Hong Kong mencatatkan penurunan terkecil di antara pasar saham utama Asia atau turun 2,54%.
Pada hari Jumat di AS, saham-saham turun tajam karena data tenaga kerja bulan Juli yang jauh lebih lemah dari perkiraan memicu kekhawatiran bahwa perekonomian bisa jatuh ke dalam resesi.
Nasdaq adalah indeks pertama dari tiga indeks acuan utama yang memasuki wilayah koreksi, turun lebih dari 10% dari rekor tertingginya. S&P 500 dan Dow masing-masing berada 5,7% dan 3,9% di bawah level tertinggi sepanjang masa.
Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Indeks Saham Australia Cetak Rekor