Starbucks Klarifikasi Rumor Alirkan Duit Keuntungannya ke Israel
15-November-24, 07:26Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Seruan memboikot produk-produk yang dituding pro Israel menggema di media sosial seperti X (Twitter) maupun Instagram sejak beberapa hari terakhir.
Di lini masa, banyak yang menuding perusahaan multinasional asal Amerika Serikat dan Eropa Barat ikut menyokong Israel yang tengah membombardir Jalur Gaza, Palestina.
Daftar perusahaan-perusahaan beserta produknya yang diasumsikan mendukung kebrutalan Israel pun beredar di media sosial. Sejatinya, aksi boikot terjadi di banyak negara, tak hanya di Indonesia saja.
Di balik seruan ini, terdapat tujuan yang jelas: berhenti mendukung pihak-pihak yang terlibat dalam atau menormalisasi tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.
Adapun gerakan global boikot produk Israel secara global dikampanyekan dengan tajuk BDS (Boycott, Divestment, Sanctions). DBS merupakan salah satu inisiatif global yang menentang pelanggaran hak-hak Palestina oleh Israel.
Klarifikasi Starbucks
Salah satu perusahaan yang terkena kampanye boikot adalah Starbucks, perusahaan pemilik jaringan gerai kopi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sejumlah pihak menuding, raksasa kopi asal Amerika Serikat itu memiliki keterkaitan dan mendukung pemerintahan Israel secara finansial.
Di Indonesia sendiri, waralaba Starbucks dimiliki oleh perusahaan lokal, PT Sari Coffee Indonesia yang sahamnya dikuasai PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).
Selain itu, seruan boikot juga muncul setelah Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina.
Gugatan dilayangkan Starbucks, karena serikat pekerja dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.
Keputusan perusahaan untuk menempuh jalur hukum itu kemudian memicu gerakan boikot Starbucks di berbagai negara. Sebab, Starbucks dinilai memberikan dukungan terhadap Israel yang tengah membombardir Jalur Gaza, Palestina.
Menanggapi berbagai tudingan yang disampaikan, manajemen Starbucks menyatakan, perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pernyataan ini disampaikan Starbucks lewat laman resminya.
"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks di laman resminya, dikutip Kamis (16/11/2023).
Manajemen juga menyatakan, Starbucks dan mantan presiden perusahaan, Howard Schultz, tidak pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel.
Hal ini sebagaimana bentuk dari Starbucks yang merupakan organisasi non-politik. Pernyataan ini juga disampaikan dalam laman resmi perusahaan yang diperbaharui pada Oktober 2023.
"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks.
"Tidak. Ini sama sekali tidak benar (Starbucks pernah mengirimkan keuntungannya kepada pemerintah Israel atau IDF)," tegas pernyataan Starbucks.
Sebagai jaringan kopi yang waralabanya dipegang oleh perusahaan lokal Indonesia, Starbucks Indonesia menyatakan turut prihatin dengan situasi yang tak kunjung membaik di Palestina.
"Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji," tulis Starbucks.
Sebagai informasi,Starbucks telah memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023. Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel.
Starbucks sebenarnya sempat muncul di Tel Aviv pada 2001. Akan tetapi, berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Starbucks harus angkat kaki imbas kerugian yang dialami di Israel.
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan dukungan terhadap serangan Israel ke Palestina baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertuang dalam Fatwa No.83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.
Umat Islam juga diminta semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan.
Meski demikian, MUI menegaskan lembaganya sama sekali tidak pernah merilis daftar produk-produk mana saja yang masuk dalam daftar boikot di Indonesia.
(Penulis: Rully R Ramli | Editor: Erlangga Djumena)