5 Kasus Dokter Gadungan, Ada yang Lulusan STM dan Tipu Warga hingga Rp 200 Juta

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Susanto, pria lulusan SMA asal Surabaya, Jawa Timur mengaku sebagai dokter dan bekerja di klinik milik PT Pelindo Husada (PHC) sejak tahun 2020.

Saat beraksi, Susanto menggunakan identitas dr Anggi Yurikno yang bertugas di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Identitas Susanto terbongkar pada Mei 2023 saat PT PHC meminta persyaratan administrai untuk memperpanjang kontrak.

Dari beberapa dokumen yang dikirim Susanto, manajemen menemukan kejanggalan.

Saat ini, Susanto menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Aksi yang dilakukan Susanto, membuat PT PHC mengalami kerugian sebanyak Rp 262 juta.

Selama melakukan penipuan, Susanto mendapatkan gaji Rp 7.4 juta per bulan serta tunjangan yang lain.

Tak hanya sekali melakukan penipaun, pada tahun 2011, ia disebut-sebut pernah menjadi kepala UPT, kepala direktur rumah sakit di Kalimantan.

Selain kasus Susanto, berikut 5 kasus dokter gadungan yang dirangkum olehsalah satu media informasi.

1. Urus 20 pasien di OKU Timur

YTP (25), warga Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan ditangkap polisi karena membuka praktik di rumahnya. Padahal dia bukan seorang dokter.

Selama empat bulan beraksi, ia sedikitnya sudah mengobati 2o orang di tempat praktiknya di Desa Sri Dadi, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur.

YTP juga beberapa kali mendatangi warga dan memberikan pengobatan jalan.

Pelaku diamankan berdasarkan laporan yang diterima polisi dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) OKU Timur dr Sugihartono Msc.

Dari informasi yang diperoleh, pelaku ini ternyata sama sekali tidak ada riwayat pendidikan sebagai dokter

Kasat Reskrim Polres OKU Timur AKP Apromico mengatakan, tersangka nekat membuka praktik medis di rumahnya itu karena ingin diakui sebagai dokter.

Bahkan ia juga sempat memasang infus kepada pasien.

2. Dokter gadungan tipu warga Rp 200 juta

RM (44), perempuan asal Kabupaten Morowali Utara, Sulwesi Tengah ditangkap karena menjadi dokter gadungan dan menipu warga hingga Rp 200 juta.

Selain mengaku sebagai sokter, RM juga mengaku sebagai istri perwira polisi berpangkat AKP. Sementara itu, di akun media sosialnya, RM mengaku sebagai dokter yang bertugas di RSUD Poso.

Ia dilaporkan korbannya, LYA (46). Kepada LYA, RM mengaku bisa meloloskan anak korban masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Hasanuddin Makasar.

Korban kemudian diminta pelaku untuk mentransfer uang hingga mencapai Rp 200 juta.

Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba nomor handphone pelaku sudah tidak bisa dihubungi lagi. Korban kemudian membuat laporan hingga pelaku ditangkap di kos-kosan di Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Jumat (17/12/2021) siang

3. Dokter gadungan dilaporkan PSS Sleman

Elwizan Aminuddin, dokter gadungan dilaporkan klub sepak bola PSS Sleman atas dugaan kasus pemalsuan ijazah.

Barang bukti yang diamankan adalah ijazah Elwizan Aminuddin dan surat pernyataan dari Universitas Syiah Kuala yang menyatakan yang bersangkutan bukan lulusan Syiah Kuala.

Kasus dokter gadungan tersebut terbongkar dari cuitan Twitter seorang kardiolog, Muhammad Iqbal Amin, melalui akun @iqbalamin89.

Ia menyebut nama Elwizan Aminuddin tidak terdaftar di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

Padahal, Elwizan pernah bekerja di beberapa klub Liga 1 seperti Madura United, Bali United, dan Barito Putera.

Ia juga pernah menjabat sebagai dokter Timnas Indonesia U16 dan U19.

Setelah kasus tersebut terungkap, Elwizan Aminuddin mengundurkan diri secara lisan pada 1 Desember 2021.

4. Lulusan STM jadi dokter gadungan

Polisi mengamankan Catur Purwanto (38) dokter gadungan yang membuka praktik dari desa ke desa di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Pria lulusan STM jurusan elektronika ini ditangkap saat mengobati warga di Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi pada Selasa (3/8/2021).

Catur sudah beraksi sejak Januari 2021. Ia menawarkan pengobatan dengan mematok tarif ke sejumlah warga yang sakit.

Kepada polisi, Catur mengaku memiliki pengalaman penanganan medis ketika bekerja di klinik kesehatan Mojokerto. Bahkan Catur melakukan tindakan medis dengan memasang infus di tubuh warga yang sakit.

Dari tangan tersangka polisi megamankan 79 jenis obat cair, pil, injeksi, 34 alat kesehatan, dan 16 cairan infus.

5. Nekat jadi dokter gadungan karena takut tak dinikahi pacar

RS (30) warga Desa Gunung Labuhan, Kecamatan Sungkai Selatan, Lampung Utara nekat menjadi dokter gadungan lantaran takut tidak jadi dinikahi kekasihnya.

Hal itu ia lakukan karena pada keluarga sang kekasih DS mengaku berprofesi sebagai dokter.

Perbuatan DS terungkap saat dia berkeliaran di Rumah Sakit (RS) Zainal Pagar Nur Alim, Way Kanan dengan mengenakan pakaian tenaga medis pada Rabu (19/2/2020) pagi.

Ia kemudian diamankan oleh petugas keamanan yang tak mengenalinya. Saat diamankan, DS membawa tensi meter digital.

“Pelaku mengaku jika kekasihnya tahu dia berbohong kalau bekerja di rumah sakit, kekasihnya itu akan meninggalkannya," kata Kapolres Way Kanan, AKBP Andy Siswantoro.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/14/180500778/5-kasus-dokter-gadungan-ada-yang-lulusan-stm-dan-tipu-warga-hingga-rp-200