4 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan Orangtua Cegah Anak Obesitas
15-November-24, 05:58Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Kasus anak obesitas belakangan makin sering terdengar.
Masalah pola makan tidak sehat, tinggi gula maupun kalori membuat berat badan anak-anak tidak terkontrol.
Kondisi ini diperburuk dengan sedentary lifestyle yang kurang aktivitas fisik dan jam tidur yang tidak terakhir.
Akibatnya, anak dihantui berbagai penyakit termasuk diabetes, jantung hingga risiko kematian.
Bahaya obesitas pada anak
Obesitas pada anak adalah penyakit yang kompleks dengan banyak faktor yang berkontribusi, termasuk genetika, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur.
Kondisi tempat tinggal dan beraktivitas sehari-hari juga bisa berpengaruh pada pola makan anak.
Anak obesitas cenderung lebih berisiko mengalami asma, sleep apnea, masalah tulang dan persendian, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Jika berlanjut hingga dewasa, risiko obesitas berkembang menjadi stroke, berbagai jenis kanker, kematian dini, dan penyakit mental, seperti depresi klinis dan kecemasan.
Ironisnya, tidak ada satu solusi praktis untuk mengatasi obesitas pada anak.
Akan tetapi, orangtua bisa menjaga agar buah hati memiliki berat badan yang sehat dengan membiaskan pola hidup sehat, sedari dini di rumah.
Langkah mencegah obesitas pada anak
Obesitas membutuhkan penanganan yang kompleks apalagi pada anak-anak sehingga langkah pencegahan lebih dianjurkan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua antara lain:
Mencontohkan pola makan sehat
Jadikan sayuran dan buah segar serta rendah sodium sebagai menu makan rutin sekeluarga.
Cara ini membantu anak-anak mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat seiring bertambahnya usia.
Pastikan menu harian kita kaya akan sayur, buah, biji-bijian utuh, makanan berprotein tanpa lemak, serta produk susu rendah lemak dan bebas lemak.Ajari anak mengisi separuh piringnya dengan buah dan sayuran lalu jauhi minuman berpemanis seperti soda, minuman buah, dan susu beraroma.
Sebaliknya, pilih variasi yang lebih sehat seperti air putih, jus buah murni atau susu rendah lemak.
Lebih banyak aktivitas keluarga
Remaja yang aktif secara fisik memiliki otot dan tulang yang lebih kuat, kebugaran kardiovaskular yang lebih baik, dan lemak tubuh yang lebih rendah.
Anak usia 3–5 tahun juga harus aktif secara fisik sepanjang hari sedangkan anak usia 6–17 tahun membutuhkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari.
Susun agenda yang sarat aktivitas fisik sebagai rutinitas keluarga kita.
Misalnya jalan-jalan dengan hewan peliharaan sebelum dan sesudah sekolah, mengendarai sepeda, dan jalan pagi bersama.
Pekerjaan rumahan seperti mencuci mobil, menyedot debu ruangan, atau menyapu daun, juga bisa alternatif yang baik.
Pola tidur yang konsisten
Biasakan anak dan seluruh anggota keluarga memiliki pola tidur yang konsisten untuk istirahat yang lebih berkualitas.Tidur yang baik dan cukup membantu mencegah diabetes tipe 2, obesitas, cedera, serta masalah perhatian maupun perilaku.
Anak-anak yang kurang tidur berisiko mengalami kenaikan berat badan yang tidak sehat.
Beberapa alasannya termasuk menyebabkan anak makan lebih banyak atau kurang aktif secara fisik karena kekurangan energi.
Anak prasekolah membutuhkan waktu tidur 11-13 jam per hari termasuk tidur siang.
Sementara itu, anak usia 6-12 tahun membutuhkan 9–12 jam tidur malam dan remaja berusia 13–18 membutuhkan tidur selama 8–10 jam.
Ganti screen time dengan momen keluarga
Memiliki screen time berlebihan menyebabkan kurang tidur, penambahan berat badan, nilai sekolah yang lebih rendah, dan kesehatan mental yang buruk pada anak-anak.
Mengurangi durasi penggunaan gadget akan memberikan waktu agar anak lebih banyak beraktivitas dengan keluarga maupun menekan kecenderungan makan makanan yang tidak sehat.
Sebagai langkah pertama, ajari anak mematikan gadget satu jam sebelum tidur agar tidurnya lebih nyenyak.
Selain itu, orangtua juga bisa menyingkirkan gadget di kamar tidur anak termasuk handphone, tablet maupun televisi.