Kembangkan Energi Bersih di RI, Pertamina NRE Siapkan Investasi Rp101 Triliun pada 2029
15-November-24, 05:52
JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menyiapkan anggaran investasi mencapai USD6,2 miliar atau setara Rp101,06 triliun (kurs Rp16.300 per USD) pada 2029. Angka ini naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun 2024.
Investasi sebesar itu untuk pengembangan bisnis energi bersih dengan menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih mencapai 6 gigawatt (GW) pada 2029.
CEO Pertamina NRE John Anis mengatakan, target 6 GW tersebut akan dikontribusikan dari gas to power dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti geothermal, tenaga surya, dan biogas. Hingga tahun semester I-2024, kapasitas terpasang pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina sudah mencapai sekitar 2,6 GW.
“Pertamina strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan. Untuk itu Pertamina NRE memiliki peran sangat strategis dengan menjadi garda terdepan Pertamina untuk mengembangkan bisnis energi bersih dan bisnis baru,” ujar John di Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya pada 2029, antara lain kredit karbon ditargetkan terjual mencapai 19,2 juta ton setara CO2 pada tahun 2029.
Pad September 2023, Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.
Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7.000 ton per tahun pada tahun 2029 dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter.
Sedangkan pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan listrik, Pertamina NRE menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh.
Tahun ini Pertamina NRE fokus dengan beberapa inisiatif prioritas, antara lain pengembangan bisnis bioethanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia yang bekerjasama dengan Pertamina Patra Niaga.
Kemudian pengembangan area geothermal Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan bisnis geothermal di luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogen for mobility).