Kenapa Tibet Tidak Dilalui Pesawat?
15-November-24, 05:29Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional – Tibet disebut sebagai wilayah yang dihindari banyak maskapai penerbangan untuk dilintasi.
Pasalnya, Tibet termasuk wilayah paling tinggi di dunia, dengan ketinggian rata-rata lebih dari 4.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Apalagi, di wilayah ini terdapat Pegunungan Himalaya, tempat Gunung Everest berada.
Wilayah ini jarang dilalui pesawat karena faktor geografis yang ekstrem dan populasi yang rendah. Meski memiliki bandara internasional di Lhasa dan Xining, penerbangan komersial yang melintasi Tibet terbatas.
Rute penerbangan biasanya menghindari daerah ini sepenuhnya, meskipun melewati Tibet akan lebih efisien.
Jika dilihat dari laman flightradar24, dikutip Rabu (18/9/2024), sebagian besar pesawat terbang melintasi jalur utara dan selatan wilayah ini, sedangkan langit di atas Tibet tampak kosong.
Dilansir dari laman Simple Flying dan Travel and Leisure, Rabu (18/9/2024), terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan pesawat mengindari terbang di atas "Atap Dunia" ini.
Alasan pesawat tidak terbang di atas Tibet
1. Ketinggian dan pendaratan darurat
SHUTTERSTOCK/SKYCOLORS Ilustrasi pesawat.
Pesawat menghindari wilayah Tibet karena medan yang cukup tinggi, dengan rata-rata di atas 14.000 kaki (sekitar 4,26 kilometer atau km), yang menyulitkan pesawat untuk turun dengan aman dalam keadaan darurat, seperti dekompresi kabin.
Meskipun pesawat terbang di ketinggian jelajah 30.000 kaki (sekitar 9.14 km) hingga 42.000 kaki (sekitar 12,8 km), jika terjadi darurat, mereka harus turun ke ketinggian 10.000 kaki (sekitar 3,04 km) untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
Karena ketinggian wilayah Tibet yang terlalu tinggi dan terbatasnya bandara pengalihan, maskapai penerbangan memilih untuk tidak terbang di atas area ini demi alasan keamanan.
- Istana Potala di Tibet Ditutup Akibat Pandemi Covid-19
- Hanya Sedikit Pesawat yang Terbang di Atas Wilayah Tibet, Ini Sebabnya