Nikah Muda Lebih Berisiko Cerai, Kenapa?
15-November-24, 04:55Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Menikah adalah langkah besar yang memerlukan kesiapan fisik, materi, dan juga mental.
Itulah mengapa, banyak anjuran untuk menikah di usia yang tepat untuk menghindari potensi permasalahan yang mungkin timbul karena belum adanya kedewasaan antar-dua individu.
Ternyata, menikah muda juga memiliki risiko bercerai yang lebih tinggi.
Menurut Psikolg Klinis Gones Saptowati, salah satu dampak buruk dari nikah mudah adalah peluang perceraian yang lebih besar.
"Banyak ya kalau (dampak) secara psikologis, itulah kenapa menjawab pertanyaan angka perceraiannya (pernikahan usia muda) tinggi" ujar Gones ketika diwawancarai salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini Rabu (9/10/2024).
- 5 Hal yang Harus Dipahami Sebelum Menikah
- 3 Tips Cepat Dapat Jodoh dari Mak Comblang Profesional
Ia menambahkan, pada usia muda bagian prefrontal korteks pada otak seseorang belum berkembang secara maksimal.
Adapun prefrontal korteks adalah bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan, rasionalitas, dan kebijaksanaan.
Situasi itu membuat pengambilan keputusan pada seseorang yang masih berusia muda belum bisa optimal.
"Prefrontal korteks baru berkembang sempurna ketika seseorang mencarai usia 20 hingga 25 tahun," jelas Gones.
Di sisi lain, bagian otak yang sudah berkembang adalah amigdala yang bertanggung jawab terhadap emosi.
"Itulah mengapa yang memegang peran lebih besar adalah amigdala daripada prefrontal korteks," jelas Gones.
- Mak Comblang Ternyata Bisa Jadi Profesi Resmi, Mau Coba?
- Bukan Putus Asa, Kencan Buta Justru Bisa Pertemukan Pasangan Sesuai Kriteria
Sehingga, ketika ada masalah dalam rumah tangga pasangan suami-istri yang masih muda tersebut, mereka cenderung tidak berpikir secara rasional, melainkan bergerak lebih mengikuti emosi sesaat.
"Amigdala yang dominan membuat emosi seseorang impulsif dan reaktif," lanjut Gones.
Pengambilan keputusan pada remaja masih didominasi oleh amigdala, sehingga cenderung sangat mudah mereaksi dan memiliki emosi yang meletup-letup.
Mereka juga dapat bersifat impulsif atau melakukan tindakan tanpa mempertimbangkan sebab akibatnya terlebih dahulu.