Investigasi Keracunan Massal di MAN 1 Cianjur: Produksi Makanan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tengah berfokus pada penanganan kasus keracunan yang menimpa puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur. Imbas dari kejadian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mengambil langkah cepat dengan menghentikan sementara operasional dapur yang memproduksi Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk sekolah tersebut.
Keputusan ini diumumkan setelah sejumlah siswa mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, dan muntah usai mengonsumsi MBG yang disediakan pada hari Senin, 21 April 2025. Sebagai langkah antisipasi, para siswa yang terdampak segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang memadai.
Frida Laila Yahya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Cianjur, menjelaskan bahwa pihaknya telah bergerak cepat mengamankan sampel makanan dari dapur MBG. Sampel-sampel ini akan diuji secara komprehensif di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan.
"Sebagai tindakan preventif, kami telah mendatangi dapur MBG yang bersangkutan dan menghentikan seluruh aktivitas produksi di sana untuk sementara waktu. Langkah ini akan terus berlaku sampai hasil uji laboratorium selesai dan memberikan kejelasan," ujar Frida.
Lebih lanjut, Frida menjelaskan bahwa proses evaluasi menyeluruh akan dilakukan. Evaluasi ini tidak hanya terbatas pada proses pengolahan makanan, tetapi juga mencakup penelusuran asal-usul bahan baku yang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi celah atau faktor yang mungkin menjadi penyebab keracunan.
"Meskipun pengawasan rutin telah dilakukan terhadap dapur MBG dan hasil terakhir menunjukkan kondisi yang aman, kami tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang secara detail. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua aspek, termasuk kemungkinan adanya kontaminasi atau masalah lain, dapat terdeteksi dan diatasi," tambahnya.
Frida menekankan bahwa sumber pasti keracunan belum dapat dipastikan hingga hasil laboratorium keluar. Analisis laboratorium akan difokuskan pada identifikasi potensi keberadaan bakteri, jamur, atau bahan berbahaya lainnya dalam makanan. Selain itu, pemeriksaan juga akan mencakup pengecekan terhadap penggunaan bahan pengawet atau bahan-bahan yang sudah melewati masa kedaluwarsa.
"Hasil pemeriksaan laboratorium akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kandungan dalam makanan tersebut. Kita akan dapat mengetahui apakah ada bakteri atau jamur tertentu, serta apakah ada bahan pengawet atau bahan kedaluwarsa yang digunakan. Namun, perlu diingat bahwa ada kemungkinan sumber keracunan berasal dari faktor lain di luar makanan yang disajikan," pungkas Frida.
Investigasi mendalam ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti keracunan massal di MAN 1 Cianjur dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah Kabupaten Cianjur berkomitmen untuk memastikan keamanan dan kesehatan seluruh siswa melalui pengawasan ketat terhadap penyediaan makanan di lingkungan sekolah.