Data Ketenagakerjaan AS Membaik, Rupiah Melemah Tipis
15-November-24, 03:58Jakarta, Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah membaiknya data ketenagakerjaan AS kemarin malam.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah di angka Rp15.420/US$ atau terdepresiasi 0,03%. Posisi ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi kemarin (28/12/2023) sebesar 0,06%.
Sementara DXY pada pukul 9.02 WIB turun 0,12% menjadi 101,1. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (28/12/2023) yang berada di angka 101,23.
Rupiah sedikit melemah pada pembukaan perdagangan hari ini di tengah penguatan yang terjadi terhadap DXY pada penutupan perdagangan kemarin.
DXY berada di posisi 101,23 atau menguat 0,24% pada Kamis lalu. Hal ini memutus tren depresiasi DXY yang terjadi selama empat hari beruntun.
Dengan menguatnya DXY, maka tekanan terhadap mata uang lainnya seperti rupiah pun terjadi.
Kendati rupiah mengalami pelemahan di awal perdagangan hari ini, namun tampak data ketenagakerjaan AS cukup baik bahkan di atas konsensus.
Klaim pengangguran awal yang dirilis kemarin malam tercatat meningkat sebesar 12.000 menjadi 218.000 pada pekan yang berakhir tanggal 23 Desember, di atas ekspektasi pasar sebesar 210.000, yang menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja AS sebelum akhir tahun.
Sementara itu, klaim lanjutan meningkat sebesar 14.000 ke level tertinggi dalam satu bulan sebesar 1.875.000, sesuai perkiraan pasar.
Hasil ini konsisten dengan meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) kemungkinan akan memulai siklus pemotongannya pada kuartal pertama tahun 2024.
Sebagai informasi, berdasarkan perangkat CME FedWatch, sebanyak 74,1% pelaku pasar berekspektasi terjadi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Maret 2023.
Sedangkan jika berkaca pada dokumen dot plot Desember, diekspektasikan bahwa The Fed akan memangkas setidaknya tiga kali atau sedikitnya 75 basis poin (bps) atas suku bunga acuannya pada 2024. Hal ini berdampak pada lemahnya DXY.
Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional RESEARCH
Adu Kuat Fed vs Jokowi Effect Berjalan Imbang, Rupiah Stagnan