Harga Minyak Dunia Turun 1,06 Persen, Investor Cermati Suku Bunga AS
15-November-24, 03:07Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Harga minyak dunia turun 1,06 persen. Ini terjadi bahkan setelah Israel mengirimkan pasukan darat ke Jalur Gaza, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Di samping itu, investor memantau dengan cermat pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Senin (30/10/2023), acuan harga minyak dunia Brent turun 1,06 persen menjadi 89,52 dollar AS per barrel. Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate turun 1,16 persen menjadi 84,55 dollar AS per barrel.
Bob McNally, presiden Rapidan Energy Group, mengatakan operasi darat di Gaza sejauh ini terbatas dan investor mencermati kekhawatiran makroekonomi lainnya.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada akhir pertemuan dua harinya pada hari Rabu, setelah ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada laju tahunan sebesar 4,9 persen pada kuartal III 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam konferensi pers hari Sabtu (28/10/2023) bahwa Israel telah memasuki tahap kedua perang, yang ia perkirakan akan berlangsung “panjang dan sulit” seiring negara tersebut memperluas operasi daratnya di jalur tersebut.
“Meskipun gangguan pasokan minyak besar-besaran bukanlah alasan utama kami, pasar minyak minggu lalu menjadi sedikit terlalu berpuas diri terhadap kemungkinan serangan darat besar-besaran Israel di Gaza, dan risiko perang regional yang lebih luas,” jelas McNally.
ANZ menyatakan, meningkatnya perang meningkatkan risiko gangguan pasokan yang melanda pasar sejak serangan Hamas.
Meskipun harga minyak mentah AS hanya naik 3,3 persen sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, potensi berkembangnya konflik yang lebih luas membuat pasar tetap gelisah, menurut ANZ.
Meskipun Israel dan wilayah Palestina bukanlah penghasil minyak utama, konflik ini terjadi di wilayah penghasil minyak utama yang lebih luas, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa perang dapat meluas ke luar Gaza.
Pada Minggu (29/10/2023), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan AS melihat risiko yang meningkat bahwa konflik akan meluas ke wilayah lain di kawasan Timur Tengah.
Khususnya, kekhawatiran mengenai keterlibatan Iran sudah mulai terlihat.
Iran adalah produsen minyak utama dan pendukung Hamas. Militer Israel menuduh Iran memerintahkan serangan terhadap kelompok milisi yang didukungnya di Yaman, Irak dan Lebanon, memasok intelijen kepada Hamas dan menyebarkan kampanye pesan online untuk memperkuat sentimen anti-Israel.
Bank of America pekan lalu memperingatkan bahwa setiap pembalasan terhadap Teheran dapat membahayakan jalur kapal melalui Selat Hormuz, jalur penting yang dianggap sebagai titik transit minyak paling penting di dunia.
Jika selat itu ditutup, harga minyak bisa melonjak hingga di atas 250 dollar AS per barrel, kata bank itu dalam catatannya.