Wolbachia Mulai Diujicobakan di 2 Kecamatan Semarang, Hasilnya Mampu Turunkan Angka Demam Berdarah
15-November-24, 01:27Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Tembalang dan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menurun.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang, 2 kecamatan tersebut mengalami penurunan kasus DBD setelah menggunakan wolbachia.
Periode Januari sampai September 2023 tercatat 51 kasus DBD. Sedangkan periode yang sama pada 2022 di Banyumanik terdapat 98 kasus DBD.
Hal serupa juga terjadi di Tembalang. Pada periode 2022 kasus DBD mencapai 83 kasus. Tahun ini turun menjadi 29 kasus.
Ketua IDI Kota Semarang, Sigid Kirana Bintang Bhima mengatakan, penyebaran nyamuk wolbachia di Kecamatan Banyumanik telah menunjukkan hasil penurunan kasus DBD.
"Wolbachia ini bukan bakteri hasil rekayasa genetika, tetapi bakteri alami yang sudah ada di tubuh nyamuk kemudian dikembangkan," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (22/11/2023).
Menurutnya, di bawah kepemimpinan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, tahapan sosialisasi, edukasi, hingga penyebaran nyamuk berbakteri wolbachia, berjalan lancar tanpa adanya penolakan.
Hal itu terbukti dengan adanya peluncuran inovasi Implementasi Wolbachia Ing Kota Semarang (Wingko Semarang) yang dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Mei 2023.
"Penyebaran ini tidak langsung, tetapi dilakukan step by step, dari penelitian skala kecil hingga meluas. Dalam penelitian-penelitian yang sudah berlangsung ini relatif aman," ujarnya.
Secara keamanan, menurutnya, pemerintah telah melakukan perhitungan yang matang. Termasuk Kota Semarang sendiri yang ditunjuk menjadi pilot project bersama Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang.
Dalam penelitian yang telah dilakukan sejak 2011 di Yogyakarta, hasilnya terbukti mengendalikan penyakit DBD hingga berkurang menjadi 70 persen dan jumlah rawat inap turun sekitar 80 persen.
"Dengan wolbachia ini, tidak mengurangi jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti, kalau nyamuknya mati, ekosistem akan terganggu. Tetapi sebelum dan setelah dilepas wolbachia jumlah nyamuknya masih sama. Saya kira environmental ethics (etika lingkungan) ini sangat diperhatikan," katanya.