Jusuf Kalla hingga Din Syamsuddin Serukan Pilpres Tanpa Kecurangan
15-November-24, 00:51Puluhan tokoh nasional dan agama mengeluarkan pernyataan sikap bersama menolak segala bentuk dan praktik kecurangan dalam Pemilu dan Pilpres 2024 .
Dalam pernyataan sikapnya, mereka mengaku prihatin terhadap proses Pemilu dan Pilpres 2024 yang dinilai sebagai politik elektoral paling buruk dalam sejarah Indonesia. Mereka menyoroti keterlibatan dan keberpihakan institusi negara untuk memenangkan partai dan capres cawapres tertentu.
"Hal ini ditandai oleh keterlibatan dan keberpihakan Presiden dan jajaran pemerintah yang terlalu dalam dan demonstratif demi memenangkan partai dan pasangan capres dan cawapres tertentu," demikian bunyi pernyataan sikap yang dibacakan Penasihat Wanita Hidayatullah, Sabriyati Aziz di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
Beberapa tokoh yang hadir dan tergabung dalam gerakan tersebut antara lain, mantan Wapres Jusuf Kalla, eks Menag Jenderal (purn) Fachrul Razi, hingga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Mereka menilai pemilu dan pilpres sejatinya merupakan jalan damai proses pergantian penguasa. Maka, prosesnya harus berjalan sesuai prinsip undang-undang yakni jujur dan adil. Namun, mereka menyebut gelagat dan tanda-tanda kecurangan mulai tampak dengan terang melalui keterlibatan aparat dan penggunaan fasilitas negara seperti bantuan sosial atau bansos.
"Jika hal ini tidak dihentikan maka pemilu atau pilpres akan gagal dan potensial membawa pertentangan serta perpecahan di tubuh bangsa," katanya.
Dukung AMIN
Pada kesempatan tersebut mereka sekaligus menyatakan dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diyakini mampu membawa perubahan serta menghapus berbagai bentuk praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.
"Kami mengajak seluruh rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, baik pemilih lama maupun pemula untuk memilih pasangan Amin," katanya.