Ada Sidang Sengketa Pilpres MK, Asing Ramai-Ramai Kabur dari RI

Jakarta, Kumpulan berita terkini mengutip laporan - Arus dana asing kembali keluar dari pasar domestik pada pekan lalu. Hal ini memperpanjang tren capital outflow yakni selama dua pekan berturut-turut.

Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 25-27 Maret 2024. Data tersebut menunjukkan investor asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,36 triliun terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,74 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dalam dua pekan, capital outflow dari pasar keuangan Indonesia menembus Rp 8,04 triliun,

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 27 Maret 2024, investor asing jual neto Rp33,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp20,05 triliun di SRBI.

Keluarnya dana asing dari dalam negeri dipengaruhi oleh dua faktor utama, baik dari internal maupun eksternal.

Dari sisi eksternal, khususnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) masih cukup kuat belakangan ini.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang tidak termasuk makanan dan energi pada Februari 2024 tercatat 2,8% secara tahunan dan naik 0,3% dari bulan lalu. Kedua angka tersebut sesuai dengan perkiraan Dow Jones.

Termasuk biaya pangan dan energi yang berfluktuasi, angka utama PCE menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% pada bulan ini dan 2,5% pada tingkat 12 bulan, dibandingkan perkiraan sebesar 0,4% dan 2,5%.

Dilansir dari Reuters, data inflasi terbaru AS diungkapkan oleh ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell bahwa sudah sesuai dengan apa yang ia lihat.

Komentar Powell sejalan dengan pernyataannya setelah pertemuan kebijakan The Fed sebelumnya, di mana ia mengatakan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Januari dan Februari tidak mengubah perasaan bahwa kenaikan harga akan terus turun tahun ini hingga mencapai target 2% bank sentral.

Powell juga menegaskan bahwa perekonomian AS saat ini cukup kuat, itu berarti penurunan suku bunga buru-buru dilakukan.

Sebagai catatan, saat ini suku bunga AS berada di level 5,25-5,5% atau dengan kata lain The Fed telah menahan suku bunganya selama lima pertemuan beruntun.

Kuatnya ekonomi AS dan masih tingginya ketidakpastian global membuat investor cenderung memilih safe haven asset dalam mengalokasikan dananya.

Sebagai contoh yaitu US Treasury 10 tahun yang terus diborong investor. Hal ini terlihat dari imbal hasil yang cenderung mengalami penurunan dalam hampir dua pekan terakhir.

Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun berada di angka 4,194% pada 28 Maret 2024. Sementara pada 18 Maret 2024 berada di angka 4,34%.

Tidak hanya US Treasury tenor 10 tahun, emas pun menjadi salah satu target pelaku pasar dalam mengalokasikan dananya. Hal ini berujung pada tingginya kenaikan harga emas beberapa hari terakhir.

Pada perdagangan Kamis pekan lalu (28/3/2024), harga emas ditutup di posisi US$2.232,38 per troy ons. Harganya terbang 1,75%.

Sementara Sepanjang Maret 2024, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak.

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengatakan bahwa arus modal asing keluar dari Indonesia dan pergi ke safe haven, baik ke USD (DXY) maupun emas.

Fithra mengatakan kondisi ini terjadi akibat sentimen negatif yang datang dari global, seperti pernyataan The Fed perihal pemangkasan suku bunga yang dinilai pasar masih belum jelas, inflasi AS masih stubborn, hingga situasi geopolitik yang relatif bergejolak.

Tidak hanya dari faktor eksternal, capital outflow yang terjadi dua pekan terakhir juga bersamaan dengan peristiwa gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Untuk diketahui, pada Rabu pekan lalu, dua pasangan calon (paslon) Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD membacakan tuntutan pada sengketa pilpres.

Kedua paslon tersebut secara garis besar menuntut diadakan pemilihan presiden ulang dan mendiskualifikasi paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kemudian pada Kamis pekan lalu, giliran Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan TKN Prabowo-Gibran yang giliran menjawab tuntutan dari paslon satu dan tiga.

Berlanjutnya gugatan hingga diterimanya pemeriksaan dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan, sebab hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia.

Kumpulan berita terkini mengutip laporan RESEARCH

[email protected]

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240401073951-128-526920/ada-sidang-sengketa-pilpres-mk-asing-ramai-ramai-kabur-dari-ri