Momen Anusapati Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Penguasa Tumapel
14-November-24, 22:37
KECEMBURUAN Anusapati akan kasih perbedaan kasih sayang yang diberikan oleh Ken Arok berujung maut. Memang perbedaan kasih sayang sejak anak-anak hingga dewasa itu dirasakan oleh Anusapati, anak hasil pernikahan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung, penguasa Tumapel di bawah Kediri yang dibunuh oleh Ken Arok.
Pembunuhan oleh Ken Arok ke Tunggul Ametung itu dilakukan saat Ken Dedes istri Tunggul Ametung tengah mengandung anak, yang dinamakan Anusapati. Dari Ken Dedes pulalah, Anusapati akhirnya tahu bahwa ia anak tiri dari Ken Arok.
Ayah kandungnya Tunggul Ametung tewas di tangan Ken Arok hingga akhirnya menikahi Ken Dedes. Maka dendam dan kecemburuan itulah yang membuat Anusapati merencanakan pembunuhan ke Ken Arok.
"Anusapati juga meminta untuk ditunjukkan barang bukti keris yang digunakan Ken Arok menghabisi nyawa Tunggul Ametung," demikian dikutip dari buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa : Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita".
Anusapati yang mendapatkan keris buatan Mpu Gandring itu akhirnya kembali ke ksatrian alias tempat tinggal raja. Ia tahu kapan waktunya melakukan pembunuhan, karena sudah hafal jadwal harian ayah tirinya itu.
Sebelum melancarkan aksinya ia membayar seorang pangalasan atau orang batil. Orang batil itu konon akhirnya bersedia menjadi pembunuh bayaran Anusapati, karena tawaran upah yang tinggi. Sang batil itu pun langsung diminta menjalankan misi beresiko ini.
Pada senja hari, orang Batil itu memasuki istana. Di mana Ken Arok tengah bersantap di ruang makan. Orang Batil itu menikamkan keris dari belakang. Manakala Ken Arok tersungkur di lantai, orang Batil meninggalkan istana. Menghadap Anusapati.
Mengetahui kalau Ken Arok telah tewas, Anusapati meminta keris dari orang Batil itu, dan menancapkan ke tubuhnya. Sesudah orang Batil itu tewas, Anusapati mengabarkan pada orang-orang Tumapel bahwa ia telah menghukum mati pada orang Batil yang membunuh Ken Arok.
Sepeninggal Ken Arok pada hari Kamis Pon, Minggu Landhep, tahun Saka 1170 atau 1247 Masehi (Serat Pararaton) atau 1227 (Kakawin Nagarakretagama), Anusapati pun akhirnya naik tahta menggantikan Ken Arok. Anusapati memerintah Tumapel, yang menjadi cikal bakal Malang dengan gelar Bhatara Anusapati.
(wal)