Shanghai: Harmoni di Tengah Hiruk Pikuk Metropolitan
Shanghai, megapolitan yang dikenal sebagai pusat keuangan, teknologi, dan budaya di Tiongkok, menawarkan kontras menarik di tengah kesibukannya. Kota yang dihuni lebih dari 24 juta jiwa ini, dengan jalanan yang selalu ramai oleh kendaraan dan aktivitas manusia, menyimpan sebuah keunikan: ketenangan.
Di tengah lalu lintas padat yang khas kota besar, Shanghai relatif hening. Tidak ada kebisingan klakson yang saling bersahutan, sebuah pemandangan umum yang sering ditemui di kota-kota lain di dunia. Fenomena ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari kebijakan pemerintah kota yang telah lama melarang penggunaan klakson di area Outer Ring Road, yang mencakup sebagian besar pusat kota.
Kebijakan yang diberlakukan sejak tahun 2007 ini merupakan langkah serius dalam mengurangi polusi suara, masalah yang seringkali diabaikan namun berdampak signifikan pada kualitas hidup warga kota. Menurut Betsy, seorang pemandu wisata di Shanghai, pelanggaran terhadap aturan ini akan langsung terdeteksi dan dikenakan sanksi, terutama di area padat penduduk. Larangan ini bukan sekadar formalitas belaka. Pemerintah kota menerapkan sistem pengawasan suara elektronik yang canggih untuk mendeteksi bunyi klakson dari kendaraan bermotor. Pengemudi yang melanggar aturan dapat dikenai denda hingga 200 yuan atau setara dengan Rp 400.000, serta pengurangan poin pada surat izin mengemudi.
Dominasi kendaraan listrik di jalanan Shanghai semakin memperkuat suasana tenang ini. Mobil listrik, selain ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi, juga beroperasi nyaris tanpa suara. Kombinasi antara teknologi dan regulasi menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih tenang bagi warga Shanghai. Pengendara di Shanghai lebih memilih untuk bersabar atau menggunakan lampu sebagai tanda komunikasi, menciptakan budaya berkendara yang lebih tenang, tertib, dan manusiawi. Namun, penerapan aturan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Ada kekhawatiran bahwa larangan penggunaan klakson dapat mengurangi kemampuan pengemudi untuk memberikan peringatan dalam situasi darurat. Meski demikian, penggunaan klakson tetap diperbolehkan dalam situasi mendesak, seperti untuk menghindari kecelakaan, namun bukan sebagai alat komunikasi utama di jalan.
Secara keseluruhan, Shanghai menawarkan contoh menarik tentang bagaimana kombinasi antara regulasi yang ketat, penerapan teknologi, dan perubahan budaya dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih harmonis di tengah hiruk pikuk kehidupan modern.