UNCTAD Puji Pertumbuhan Investasi ASEAN Lampaui Negara Maju, Bahlil: Belum Merata
14-November-24, 18:05JAKARTA, kumpulan berita terkini melaporkan hal tersebut, seperti yang diberitakan oleh media nasional sebelumnya – Direktur Divisi Investasi dan Bisnis United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) James Zhan menyebutkan, pertumbuhan investasi ASEAN tahun 2022 naik 5 persen atau mencapai 224 miliar dollar AS.
Menurutnya, itu merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah di tengah arus investasi dunia yang turun hingga 12 persen pada tahun yang sama.
Hal ini dia sampaikan ketika mengikuti ASEAN Investment Area (AIA) Council Meeting ke-26 di Semarang, Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, pada Sabtu (19/8/2023).
"Sangat kontras perbedaan arus investasi ke negara berkembang yang naik 4 persen dengan arus investasi global dan juga negara maju. Arus investasi ke Asia Tenggara bahkan meningkat hingga 5 persen, melampaui level global dan negara maju. Menteri-menteri Asia Tenggara telah berhasil dalam hal menarik investasi ke kawasan ini," ungkap James dikutip dari siaran pers Kementerian Investasi.
Laporan UNCTAD juga menggarisbawahi pertumbuhan manufaktur di ASEAN yang meningkat tajam. Tahun 2020 masa pandemi pertumbuhan manufaktur tetap tumbuh mencapai 11 miliar dollar AS saat seluruh dunia juga terpuruk.
Namun pemulihan di ASEAN berlangsung cepat. Terbukti di tahun 2021 mengalami lonjakan pertumbuhan 400 persen menjadi 55 miliar dollar AS dan tetap mampu naik pada 2022 sebesar 62 miliar dollar AS.
Investasi asing ke ASEAN belum merata
Menanggapi hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang juga AIA Council Chair mengatakan, pentingnya mengedepankan asas pemerataan investasi. Karena menurut dia, investasi asing atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Negara ASEAN dinilai masih belum merata.
"Konsentrasi FDI pada segelintir golongan akan mengancam kesatuan ASEAN di masa depan. Pada tahun 2022, 60 persen FDI yang masuk ke ASEAN hanya dinikmati oleh kurang dari 1 persen penduduk ASEAN," ujar Bahlil.
Mantan Ketua Umum Hipmi ini pun berharap nantinya dalam pertemuan KTT ASEAN bisa lebih gencar lagi mempromosikan sederet kemudahan berinvestasi untuk menarik para investor.
"Ke depan, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitas investasi agar betul-betul dapat menjadi satu komunitas, satu rumah, satu keluarga," kata Bahlil.