Diduga Keracunan Massal, Puluhan Siswa MAN 1 Cianjur Dilarikan ke Rumah Sakit
Puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan mengalami gejala keracunan massal usai mengonsumsi hidangan yang diduga merupakan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini menyebabkan para siswa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Menurut laporan yang dihimpun, mayoritas korban mengalami gejala serupa seperti mual, pusing, dan muntah-muntah. Salah seorang siswa kelas X yang enggan disebutkan namanya mengaku sempat mencicipi sedikit makanan tersebut sebelum akhirnya merasakan gejala yang tidak mengenakkan. Kecurigaan terhadap kualitas makanan membuatnya memilih untuk tidak melanjutkan konsumsi, sebuah keputusan yang mungkin menyelamatkannya dari dampak yang lebih parah.
"Terasanya sekitar jam 2 siang, enggak tahu kenapa. Tapi teman-teman yang lain juga ada yang merasakan gejala sama, bahkan ada yang sampai muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Siswa tersebut menjelaskan bahwa makanan yang disajikan terdiri dari beberapa jenis, termasuk mi, suwiran ayam, gorengan oncom, dan buah semangka. Meskipun ia sempat merasakan mual dan pusing, kondisinya berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan awal.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Frida Laila Yahya, mengonfirmasi bahwa total korban keracunan mencapai 38 orang. Para korban saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda, yaitu RS Bhayangkara dan RSUD Sayang Cianjur.
Untuk mengetahui penyebab pasti keracunan, Dinas Kesehatan telah mengambil sampel makanan dari dapur umum yang menjadi sumber pasokan makanan untuk program MBG tersebut. Sampel ini akan diuji di laboratorium untuk mengidentifikasi kandungan berbahaya yang mungkin menjadi penyebab keracunan.
"Semua korban merupakan siswa dari MAN 1 Cianjur. Kami juga menerima laporan adanya siswa dari sekolah lain yang mengalami gejala serupa," ungkap Frida.
Insiden keracunan massal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pihak sekolah. Penyelidikan mendalam tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti keracunan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Keamanan pangan menjadi prioritas utama, terutama dalam program-program yang melibatkan konsumsi makanan oleh banyak orang, khususnya anak-anak sekolah.