Dirut BRI: Ketahanan Pangan Jadi Kunci Cegah Indonesia Terjebak Middle Income Trap
14-November-24, 16:34Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan kunci agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap ( pendapatan menengah).
Berdasarkan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas), Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen terpenuhi pada 2041.
“Selain itu, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas 4.465 dollar AS untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah,” kata Sunarso dalam siaran pers yang diterima salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini Sabtu (12/10/2024).
Berdasarkan kajian BRI, lanjut Sunarso, faktor paling menentukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja.
Menurutnya, terdapat tiga faktor yang dapat mendorong pembentukan human capital. Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. Oleh karena itu, pemerintah harus memiliki strategi khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan.
Kedua, menyejahterakan rakyat. Meningkatnya kesejahteraan rakyat dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat adalah memberikan dan membuka lapangan pekerjaan.
“Orang-orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” ujarnya.
Sunarso menilai, pertumbuhan ekonomi yang inklusif harus diwujudkan untuk mewujudkan pemerataan kesempatan kerja. Selain itu, pemerataan ekonomi dan partisipasi masyarakat juga ditumbuhkan untuk pemerataan kesempatan kerja.
“Investasi yang penting adalah human capital. Kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Selanjutnya, kita tunggu untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso.