China penuhi kebutuhan pertumbuhan pasar bulu tangkis di Indonesia

Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Baru-baru ini, harga kok bulu tangkis yang terus meningkat menarik perhatian global dan topik bulu tangkis pun menjadi tagar di media sosial. Untuk mengetahui alasannya, sejumlah reporter datang ke basis produksi perlengkapan bulu tangkis penting di dunia yang terletak di wilayah Jinping, Provinsi Guizhou, China barat daya. Meningkatnya popularitas olahraga bulu tangkis dan kurangnya pasokan bahan baku seperti bulu angsa, menyebabkan banyak kok bulu tangkis habis di pasaran. Dan, banyak perusahaan perlengkapan bulu tangkis setempat di Jinping mempercepat produksi kok bulu tangkis untuk memenuhi besarnya kebutuhan pesanan luar negeri. "Pabrik baru kami mulai beroperasi sejak bulan ini," ujar Zhang Weiping, kepala Guizhou Datongli Sporting Goods Co., LTD.. Zhang menuturkan bahwa dibandingkan dengan pabrik yang lama, kapasitas produksinya meningkat dua kali lipat usai relokasi, dan 91 pekerja di perusahaan itu dapat memproduksi 4.500 lusin kok bulu tangkis per hari. "Kami terutama memproduksi kok bulu tangkis kelas atas. Kami mengadopsi material baru, proses baru, dan teknologi baru dalam lini produksi baru kami untuk menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang lebih tinggi dan harga yang lebih mahal. Sebanyak 80 persen dari produk kami diekspor, terutama ke Indonesia, Malaysia, dan Inggris," imbuh Zhang. Wilayah Jinping tadinya merupakan wilayah yang dilanda kemiskinan. Dengan diperkenalkannya Reinforced Shuttlecocks Limited (disingkat menjadi "RSL") dan menjadi merek bulu tangkis terkenal di dunia, wilayah Jinping mulai membangun industri lokal yang berhubungan dengan olahraga pada tahun 2017. Saat ini, lebih dari 100.000 kok bulu tangkis diproduksi di wilayah Jinping dan "terbang" ke seluruh dunia setiap harinya. Didirikan pada 1928, RSL merupakan merek bulu tangkis tertua di dunia, dan masih menduduki posisi penting di pasar global. "Kami memperkirakan sekitar satu dari 10 kok di dunia diproduksi di sini," kata Hu Bing, manajer produksi di Guizhou RSL Sports and Cultural Industry Development Co., Ltd.. Hu menambahkan bahwa produksi kok bulu tangkis saat ini sangat diminati, dan barangnya langsung habis dipesan tak lama usai diproduksi. Dengan total investasi mencapai 248 juta yuan atau sekitar 34,12 juta dolar AS, perusahaan itu menempati area seluas 153 mu (sekitar 10,2 hektare), dan memberikan lapangan pekerjaan bagi 513 warga setempat. Melalui pengembangan selama bertahun-tahun, Guizhou RSL Sports and Cultural Industry Development Co., Ltd. mencatatkan nilai output sebesar 340 juta yuan atau sekitar 46,7 juta dolar AS tahun lalu, dan jumlah produksi kok bulu tangkis perusahaan itu melampaui 4 juta lusin dengan nilai ekspor mencapai hampir 9 juta dolar AS, dan produk-produk perusahaan itu dijual ke 60 lebih negara dan kawasan di seluruh dunia.
Seorang karyawati memeriksa kok bulu tangkis yang diproduksi sebuah pabrik milik Reinforced Shuttlecocks Limited di Provinsi Guizhou, China, pada 16 Juli 2024. (Xinhua/Zhou Xuanni)
Data menunjukkan bahwa pada paruh pertama 2024, pabrik milik perusahaan itu telah memproduksi lebih dari 2,3 juta lusin kok bulu tangkis, dan nilai output-nya mencapai 185 juta yuan atau sekitar 25,43 juta dolar AS, dan nilai ekspor perusahaan itu meningkat 40 persen dari periode yang sama tahun lalu. "Negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand merupakan pasar ekspor utama kami," ujar Hu. Dia menambahkan bahwa di masa mendatang, lebih banyak peralatan produksi terotomatisasi akan diperkenalkan untuk terus meningkatkan efisiensi produksi dan memenuhi kebutuhan pasar luar negeri dengan lebih baik.

https://m.antaranews.com/berita/4212642/china-penuhi-kebutuhan-pertumbuhan-pasar-bulu-tangkis-di-indonesia