Ketika Bos Xiaomi Menantang Apple...

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Xiaomi mengungkapkan perusahaannya bakal fokus pada smartphone segmen kelas atas. Hal ini dilakukan demi mencapai ambisi perusahaan untuk bersaing dengan Apple dan menjadi merek ponsel nomor satu di China dan dunia.

"Tantangan" tersebut diungkapkan pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun, dalam sebuah unggahan di media sosial Weibo baru-baru ini.

“(Kami bertujuan untuk) sepenuhnya melakukan benchmark terhadap Apple dalam (dalam aspek) produk dan pengalaman, dan menjadi merek kelas atas terbesar di China dalam tiga tahun ke depan,” kata Lei Jun.

Dalam periode waktu yang sama, Lei Jun mengungkapkan tujuan perusahaan untuk menjadi vendor ponsel nomor satu di dunia pada 2025 mendatang.

Perang hidup dan mati

Bos Xiaomi sendiri menggambarkan persaingan pasar smartphone kelas atas sebagai "perang hidup dan mati". Sehingga perusahaan harus bisa bersaing untuk mempertahankan pertumbuhannya.

Untuk itu, Lei Jun mengatakan Xiaomi berkomitmen menginvestasikan 100 miliar yuan (setara Rp 226,7 triliun) untuk riset dan pengembangan (R&D) produk besutan perusahaan selama lima tahun ke depan.

Dana tersebut digelontorkan demi bersaing dengan Apple dan menjadi vendor smartphone nomor satu di China dan dunia.

Bicara soal pangsa pasar pasar, selama ini pasar ponsel global memang kerap dikuasai oleh tiga nama vendor besar, seperti Samsung, Apple, dan Huawei. Xiaomi agaknya ingin menghentikan dominasi tersebut.

Bahkan baru-baru ini, Apple dilaporkan berhasil menjadi merek nomor satu di kandang Xiaomi, China.

Menurut laporan Counterpoint Research, Apple menguasai 23 persen pangsa pasar smartphone China pada kuartal IV-2021 berkat iPhone 13 series. Xiaomi sendiri dilaporkan hanya mampu menguasai 13 persen pangsa pasar ponsel di negeranya sendiri.

Ini agaknya yang mendorong ambisi Xiaomi untuk bersaing dengan Apple di segmen ponsel premium.

Selain itu, Xiaomi juga tampak ingin menggantikan posisi Huawei di pangsa pasar ponsel kelas atas, baik di China maupun global.

Pasalnya, meski sempat berjaya, Huawei kini harus menerima nasib karena terdepak dari peringkat atas vendor ponsel dunia.

Bisnis ponsel Huawei secara global dilaporkan semakin merosot sejak perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini masuk ke dalam daftar hitam (entity list) pemerintahan Amerika Serikat pada 2019 lalu.

Akibatnya, smartphone Huawei terbaru tidak dapat menggunakan layanan Google (Google Mobile Service/GMS) seperti aplikasi Gmail, Google Maps, YouTube, dll.

https://tekno.kompas.com/read/2022/02/15/08553927/ketika-bos-xiaomi-menantang-apple