Tangisan si kecil tak selalu berarti ASI ibu kurang

Sebagaimana dikutip oleh kumpulan berita terkini dari salah satu media nasional - Menangis merupakan bahaya bayi untuk berbagai kondisi, termasuk saat menginginkan ASI dan merasa tak nyaman, demikian dikatakan para pakar kesehatan dalam sebuah diskusi belum lama ini di Jakarta. Hanya saja, terkadang ibu termasuk yang baru kali pertama menyusui langsung mengartikan tangisan ini dengan asupan ASI darinya yang tak cukup dan runtuhlah sudah kepercayaan dirinya untuk menyusui. Ini salah satunya diakui Ketua Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subsp. Obginsos(K), MPH. Nilai ASI cukup atau tidak bukan karena bayi menangis atau mengalami kuning seperti yang dikhawatirkan sebagian ibu. Saat ibu melihat bayi masih buang air kecil dan air besar secara teratur semisal dua hingga tiga jam sekali setiap hari, maka hampir sulit dikatakan bahwa ASI ibu tak cukup sehingga beralih ke makanan tambahan lain, termasuk air. Namun, saat bayi tak berkemih dalam enam atau 12 jam, barulah membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan.

https://sumsel.antaranews.com/berita/729675/tangisan-si-kecil-tak-selalu-berarti-asi-ibu-kurang